MARKET

TINS Bukukan Laba Rp270 Miliar Selama Semester I-2021

Naiknya harga logam jadi salah satu pengerek laba.

TINS Bukukan Laba Rp270 Miliar Selama Semester I-2021Dok. PT Timah Tbk
03 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT TIMAH Tbk (TINS) mengumumkan laba operasi sebesar Rp630 miliar dan laba tahun berjalan sebesar Rp270 miliar pada semester I 20201. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan posisi tahun lalu di mana perseroan mengalami rugi operasi sebesar Rp227 miliar dan rugi tahun berjalan sebesar Rp390 miliar.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Wibisono, mengatakan naiknya harga logam timah akibat menyusutnya pasokan di pasar, ditambah efisiensi yang terukur menjadi faktor naiknya margin dan laba perseroan. 

Selain laba, EBITDA perseroan juga melesat menjadi Rp1,04 triliun dari posisi Rp348 miliar pada tahun sebelumnya. "Sedangkan arus kas operasi naik menjadi Rp2,58 triliun dari Rp620 miliar pada periode sama 2020," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/9).

Memang, pada semester I lalu, pendapatan TINS turun 27 persen dari Rp8,03 triliun menjadi Rp5,87 triliun. Namun, jika melihat laporan keuangan interim perusahaan, beban pokok pendapatan mengalami penurunan 50,35 persen menjadi Rp5,87 dari sebelumnya mencapai Rp7,81 triliun.

Tak hanya itu, rasio profitabilitas TINS juga terbilang cukup sehat. Hal ini terlihat dari rasio GPM (Gross Profit Margin) yang naik dari 3 persen menjadi 19 persen, serta rasio NPM (Net Profit Margin) dari sebelumnya minus 5 persen menjadi positif 5 persen.

Adapun rasio DER (Debt to Equity Ratio) pada paruh pertama 2021 sebesar 103 persen atau menyusut dibandingkan periode akhir tahun 2020 sebesar 142 persen. "Utang bank jangka pendek berhasil diturunkan dari Rp3,8 triliun pada akhir tahun 2020, menjadi Rp2,2 triliun," jelas Wibisono.

Perseroan berharap kinerja anak perusahaan dapat terus bertumbuh sehingga menopang pencapaian kinerja TINS sampai dengan akhir 2021. “Peningkatan permintaan logam seiring meredanya pandemi Covid-19 mendorong stabilnya harga logam yang berdampak juga berkembangnya industri hilir logam timah, diharapkan menjadi salah satu motor pendongkrak kinerja TINS di tahun pemulihan ini,” imbuhnya.

Kinerja Operasi Masih Berat

Meski demikian, dari sisi operasional, TINS juga mencatatkan kinerja yang masih lebih rendah dari tahun lalu. Tercatat, perseroan membukukan produksi bijih timah sebesar 11.457 ton atau turun 54 persen dibandingkan periode sama 2020 yang mencapai 25.081 ton. Dari jumlah tersebut bijih timah laut memberikan kontribusi terbesar. 

Produksi logam timah pada triwulan II tahun 2021 adalah sebesar 11.915 ton atau turun 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 27.833 ton. Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 12.523 ton atau turun 60 persen dari tahun sebelumnya yang di angka 31.508 ton.

Kendati demikian, kata Wibisono, TINS terus melakukan pengawasan terhadap IUP yang dimiliki Perseroan, sehingga risiko terjadinya kebocoran timah di lapangan bisa ditekan. "Dengan penertiban yang berkelanjutan, ruang gerak penambang timah ilegal di IUP TINS menjadi terbatas," tandasnya.

Related Topics