MARKET

Avalanche, Koin Kripto yang Baru Masuk Daftar 10 Terbesar

Avalanche memiliki plaform kontrak pintar terbaik.

Avalanche, Koin Kripto yang Baru Masuk Daftar 10 TerbesarIlustrasi kripto Avalanche/Skorzewiak
23 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mata uang kripto Avalanche—berkode AVAX—mencapai babak baru dalam sejarah perdagangannya dengan menggapai harga tertinggi. 

Melansir Fortune.com, Minggu (21/11), Avalanche menembus level tertingginya pada US$144,96 per token. Dengan demikian, koin tersebut merangsek dalam daftar 10 kripto paling bernilai secara global dengan kapitalisasi pasar puncaknya US$31,5 miliar.

Berdasarkan data coinmarketcap.com, pada saat berita ini ditulis Selasa (23/11), harga Avalanche turun menjadi US$133,7 per token. Namun, kapitalisasi pasarnya tetap bertengger di peringkat 10 pada US$29,7 miliar.

Posisi kapitalisasi tersebut lebih rendah dari, misalnya, USD Coin US$36,5 miliar, Polkadot (US$38,9 miliar), dan XRP (US$49,6 miliar). Namun, Avalanche masih lebih unggul dari jenama kripto populer lainnya, seperti Dogecoin (US$29,3 miliar) dan Shiba Inu (US$24,1 miliar).

Kerja sama dengan Deloitte

Rekor Avalanche agaknya berkenaan dengan kabar mata uang kripto tersebut yang menjalin kerja sama dengan Deloitte, sebuah perusahaan konsultan. Kerja sama itu disebut-sebut membantu mendorong minat baru pada Avalanche termasuk pada teknologi mendasarnya.  

Pekan lalu, Deloitte mengumumkan bahwa mereka akan bermitra dengan Ava Labs, perusahaan yang mengembangkan Avalanche dan meluncurkan koin pada September 2020. Kerja sama ini memungkinkan Deloitte menggunakan rantai blok (blockchain) Avalanche untuk mendukung urusannya dengan Badan Manajemen Darurat Federal AS (FEMA).

Keduanya mengumumkan akan menggunakan platform baru bernama Close As You Go. Platform itu akan menolong FEMA dalam merampingkan proses penggabungan dan validasi klaim bencana federal.

Close As You Go menampilkan antarmuka yang ramah pengguna yang didukung oleh blockchain terdepan, membantu pemerintah negara bagian dan lokal fokus pada pemulihan mereka, daripada proses klaim yang ekstensif,” kata John Wu, Presiden Ava Labs, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Fortune.com.

Penantang Ethereum

Koin Avalanche juga digadang-gadang memiliki prospek untuk menantang Ethereum, kripto dengan kapitalisasi terbesar kedua pada US$493,94 miliar. Ethereum juga merupakan platform kontrak pintar pertama dalam mata uang kripto

Namun, Avalanche menyebut diri sebagai plafrom kontrak pintar tercepat dalam industri blockchain. Avalanche memilki platform blockchain sendiri serta menjanjikan kecepatan dan biaya lebih rendah, serta limbah lingkungan lebih sedikit ketimbang pesaingnya seperti Ethereum.

Sebagai informasi, kontrak pintar merupakan teknologi berbasis blockchain yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk secara otomatis memasukkan ketentuan perjanjian ke dalam kontrak yang dijalankan sendiri.

Kenaikan Avalanche baru-baru ini membuat beberapa investor yakin bahwa pesaing melakukan tantangan yang lebih berat terhadap dominasi Ethereum. Zhu Su, CEO Three Arrows Capital, misalnya, menyebut ia telah meninggalkan Ethereum setelah bertahun-tahun mendukung token tersebut.

Zhu, yang juga investor AVAX, mengatakan pengguna Ethereum mengeluhkan biaya gas tinggi, yang mengacu pada biaya transaksi. Ia bahkan menyebut bahwa pengguna Ethereum juga kemungkinan akan mencari platform lain seperti Avalanche jika Ethereum tidak beradaptasi dengan cukup cepat.

Namun, beberapa pengguna menunjukkan peningkatan terbaru pada teknologi Ethereum—yaitu Ethereum 2.0—diharapkan akan diluncurkan sepenuhnya tahun depan. Teknologi baru ini akan meningkatkan pengalaman pengguna dan mempersulit pesaing yang lebih kecil untuk mengikutinya. Dus, Ethereum bisa jadi belum terkubur.

Related Topics