MARKET

Pengamat: Usai Stock Split, Harga Saham BCA Bakal Naik Lagi

BCA memutuskan stock split dengan rasio 1:5

Pengamat: Usai Stock Split, Harga Saham BCA Bakal Naik LagiIlustrasi BCA. Shutterstock/Allegra P
24 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk. resmi memutuskan untuk melakukan aksi korporasi pemecahan saham yang beredar atau stock split. Upaya ini ditempuh lantaran bank swasta terbesar di Indonesia tersebut menginginkan harga saham yang kian terjangkau investor, terutama ritel.

Menurut keterangan perseroan, aksi pemecahan saham ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Kamis (23/9). Rencananya, stock split akan digelar dengan rasio 1:5.

Saat ini, nilai nominal saham perusahaan dengan kode emiten BBCA ini mencapai Rp62,5. Setelah dipecah, nilai nominal per saham perusahaan ini akan menjadi sebesar Rp12,5.

‘’Kami melihat bahwa investor ritel termasuk investor muda di pasar modal Indonesia memiliki ketertarikan yang kuat untuk berinvestasi saham BBCA. Dengan adanya aksi korporasi ini, diharapkan harga saham BCA dapat lebih terjangkau oleh investor ritel,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.

Menurut Jahja, aksi korporasi pemecahan saham dilandasi komitmen perusahaan dalam mendukung perkembangan pasar modal Indonesia. Dia mengatakan, proses stock split ini akan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Setelah mendapat persetujuan pemegang saham melalui RUPS-LB, perusahaan akan berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk memroses stock split. Aksi pemecahan saham ini diperkirakan akan selesai pada Oktober 2021.

Perkiraan Harga Saham BCA

Saat ini, harga saham BBCA tercatat berada di posisi Rp32.785 per saham. Jika dilakukan pemecahan dengan rasio 1:5, maka harga saham perusahaan ini bakal berharga Rp6.557 per saham.

Sebagai simulasi, pembelian saham BCA sebanyak 1 lot dengan harga sekarang bakal membutuhkan Rp3,27 juta. Sedangkan, setelah stock split, harga 1 lot BCA menjadi Rp655.700.

Dilihat secara historis, harga saham BCA ini sejak awal tahun atau secara year-to-date/ytd tercatat menurun 3,80 persen dari posisi Rp34.175 per saham. Namun, secara tahunan, harga saham BCA naik signifikan 20,75 persen dari sebelumnya Rp32.900 per saham.

BCA merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini kapitalisasi pasar BCA Rp803 triliun, Posisi kedua dan ketiga kapitalisasi pasar terbesar diisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dengan nilai masing-masing Rp550 triliun dan Rp353 triliun.

Dengan perkiraan harga saham setelah stock split itu, harga saham BCA akan bersaing dengan sejumlah perusahaan lain terutama bank-bank besar anggota bank umum kegiatan usaha (IV). Sebagai contoh, harga saham BRI saat ini mencapai Rp3.800 per saham. Kemudian, harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp5.950 per saham dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencapai Rp5.125 per saham.

Sebagai informasi, aksi stock split BCA ini juga bukan kali pertama. Sejak melantai di bursa pada 2000, BCA melakukan pemecahan saham pertama dengan rasio 1:2 setahun berikutnya. Saat itu, harga saham nominal BCA Rp500 dengan jumlah saham beredar 2,94 miliar. Kemudian setelah dipecah menjadi Rp250 dengan saham beredar 5,88 miliar.

Aksi stock split BCA kedua terjadi pada 2004 dengan rasio yang sama dan nilai nominal disesuaikan menjadi Rp125 sehingga jumlah saham beredar meningkat menjadi 12,26 miliar. Setelahnya, BCA kembali stock split pada 2008 dengan rasio tetap 1:2 sehingga nominalnya menjadi Rp62,5 dengan saham beredar naik menjadi 24,65 miliar.

Prospek BCA

Pengamat pasar modal yang juga Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan aksi korporasi pemecahan saham oleh BCA ini diprediksi akan mendapatkan sentimen positif dari para pelaku pasar. Menurutnya, sentimen tersebut terutama datang dari para investor milenial yang tengah tumbuh pesat.

“Kami melihat ini cukup bagus untuk BCA melakukan stock split saat ini karena memang investor milenial ini lagi ramai. Investor milenial ini kan cenderung memilih saham yang harganya bisa terjangkau di kantong,” kata Hans kepada Fortune Indonesia, Jumat (24/9).

Menurut Hans, setelah stock split tentu harga saham BCA akan menjadi lebih terjangkau di pasar saham. Namun dia memperkirakan, bisa jadi setelah stock split harga perusahaan ini berpotensi untuk kembali naik.

“Biasanya akan naik lagi setelah stock split karena orang cenderung berpikir bahwa sahamnya sudah murah sehingga bisa naik lagi. Ini yang jadi sentimen positif untuk menaikkan harga sahamnya,” katanya.

Related Topics