MARKET

Ditopang Produk Residensial, BSDE Raih Marketing Sales Rp4,7 Triliun

BSDE memandang pasar properti belum sepenuhnya pulih.

Ditopang Produk Residensial, BSDE Raih Marketing Sales Rp4,7 TriliunIlustrasi : BSD City. Shutterstock/Akhmad Dody Firmansyah
04 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bumi Serpong Damai Tbk berhasil meraih kinerja yang cukup solid pada enam bulan pertama tahun ini. Pengembang properti bagian dari grup Sinar Mas Land ini membukukan prapenjualan sebesar Rp4,7 triliun, atau setara dengan 61 persen dari target tahunan prapenjualan yang sekitar Rp7,7 triliun.

Direktur Bumi Serpong Damai, Hermawan Wijaya, menyatakan kinerja penjualan perseroan sedemikian ditopang oleh penjualan produk residensial yang mencapai Rp3 triliun, atau setara dengan 64 persen terhadap total marketing sales.

Produk-produk residensial yang diminati pembeli terutama di BSD City, seperti di The Blizfield, Myza (Breezy House), Vanya Park (Askara Nue), Tanakayu Jiva dan Svani, Kiyomi dan Kanade The Zora Laurel dan Marigold Nava Park, serta ruko di kawasan bisnis BSD City seperti Northridge dan Latinos Business District.

Sedangkan, produk komersial, termasuk kavling komersial, apartemen, dan ruko tercatat mencapai Rp1,4 triliun, atau sekitar 31 persen terhadap total prapenjualan. Penjualan tersebut terdiri dari kavling komersial di BSD City yang sebesar Rp514 miliar, apartemen atau kondominium Rp316 miliar, dan pertokoan atau ruko Rp570 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan, perusahaan berkode BSDE itu melaporkan pendapatan usaha sebesar Rp3,83 triliun, atau tumbuh 17,87 persen ketimbang periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Secara mendetail, segmen penjualan tanah, bangunan, dan strata title membukukan pencapaian Rp2,89 triliun. Sementara itu, segmen sewa tercatat mencapai Rp457,79 miliar, pengelolaan gedung Rp169,93 miliar, dan pendapatan lainnya Rp318,23 miliar.

“Manajemen optimis angka pendapatan usaha akan memberikan kontribusi positif hingga akhir tahun mendatang,” kata Hermawan dalam keterangan resmi kepada media, dikutip Rabu (4/8).

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, menurut Hermawan, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp2,37 triliun, atau tumbuh 8,39 persen secara tahunan. Meski demikian, laba periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik induk tercatat mencapai Rp463,64 miliar, atau turun 31,82 persen dari Rp680,00 miliar.

Proyeksi

Ilustrasi pasar properti.
Ilustrasi pasar properti. (Pixabay/coffee)

Selain karena tingginya minat konsumen terhadap produk unggulan perusahaan, menurut Hermawn, insentif oleh pemerintah serta program pemasaran turut menjadi penopang kinerja prapenjualan. Dia menyatakan BSDE tahun ini kembali melanjutkan program promosi nasional tahunan yaitu “Double Dream” untuk periode Maret hingga Desember dan menawarkan opsi pembayaran tunai, angsuran dan jalur KPR ekspres.

Meski demikian, pasar properti dianggap belum pulih sepenuhnya karena sejumlah tantangan. Daya beli masyarakat yang baru pulih bisa jadi misal. Itu belum termasuk tingkat suku bunga. Menurutnya, bagi konsumen yang mengandalkan kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk pembelian unit properti, besaran bunga tentu akan menjadi pertimbangan.

Menurut Hermawan, perseroan terus memantau perkembangan terkait hal-hal tersebut untuk melanjutkan bisnis secara berkelanjutan dan memberikan nilai tambah kepada pemangku kepentingan, terutama pemegang saham.

“Kami akan melakukan pemantauan hingga akhir tahun dan memformulasikan strategi yang tepat guna mempertahankan kinerja di tahun-tahun mendatang. Baik itu kerjasama dengan pihak perbankan, peluncuran produk yang sesuai maupun mengajukan usulan-usulan insentif bagi pemerintah untuk memperkuat pertumbuhan sektor properti di tanah air, terutama sektor residensial yang menjadi segmen utama bisnis kami”, ujar Hermawan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat artikel ini ditulis, harga saham BSDE mencapai Rp920 per saham. Jika dibandingkan awal tahun (year-to-date/ytd) harga saham pengembang properti ini turun 11,96 persen, dan secara tahunan terkoreksi 1,60 persen.

Related Topics