MARKET

Ekspor Minyak Sawit Melonjak, Harga Terus Membubung

Harga CPO belum akan turun dalam waktu yang cepat.

Ekspor Minyak Sawit Melonjak, Harga Terus MembubungPekerja memanen tanda buah segar kelapa sawit. ANTARA FOTO/Syifa
11 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat nilai ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melonjak signifikan sepanjang Agustus. Nilai ekspor komoditas tersebut berpotensi tumbuh lebih tinggi lagi menyusul tren kenaikan harga. 

Berdasarkan data Gapki, nilai ekspor CPO pada Agustus 2021 mencapai US$4,42 miliar. Peningkatannya hampir berlipat tiga dari nilai ekspor bulan sebelumnya yang mencapai US$1,6 miliar.

“Hal ini didukung oleh kenaikan volume ekspor sebesar 1,532 juta ton dari Juli menjadi 4,274 juta ton. Harga rata-rata CPO juga naik menjadi US$1.226 per ton CIF Roterdam,” kata Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, dalam keterangannya, Jumat (8/10).

Ekspor meningkat ke negara tujuan utama

Mukti mengatakan lonjakan kenaikan ekspor CPO ini terutama terjadi di sejumlah negara utama tujuan ekspor. Menurut data Gapki, ekspor ke India, misalnya, meningkat menjadi 958,5 ribu ton dari sebelumnya 231,2 ribu ton.

“Penurunan pajak impor di India dari 15 persen menjadi 10 persen untuk minyak sawit dan minyak nabati lainnya yang berlaku akhir 30 Juni sampai 30 September 2021 membuat ekspor ke India melonjak,” katanya.

Data Gapki juga menunjukkan, ekspor ke Tiongkok pada periode yang sama mencapai 819,2 ribu ton, atau naik 32,6 persen secara bulanan. Berikutnya, ekspor ke Afrika seperti Kenya dan Mesir juga melambung.

Sementara, ekspor ke Malaysia naik 102 persen menjadi 192,1 ribu ton. Namun, Gapki mencatat, ekspor ke Uni Eropa turun 9,21 persen secara bulanan. Meski begitu, ekspor ke Belanda naik 48 persen menjadi 203,0 ribu ton.

Harga masih membumbung tinggi

Nilai ekspor CPO ini juga berpotensi terus meningkat ke depannya menyusul masih tingginya harga komoditas. Berdasarkan data investing.com, harga CPO untuk kontrak September 2021 sudah mencapai US$1.330 per ton CIF Roterdam.

Untuk kontrak Oktober, harga CPO juga terus melaju menjadi US$1.360 per ton CIF Roterdam. Posisi harga ini juga sudah melebihi periode 2019.

“Kegiatan penyetokan kembali di India selama Agustus dan September serta permintaan dari Cina baru-baru ini menyebabkan peningkatan margin impor pada kedua negara tersebut. Sedangkan, dari sisi pasokan sedang ketat. Ini yang menyebabkan harga minyak sawit lebih tinggi,” kata Marcello Cultrera, manajer penjualan institusional dan broker di Phillip Future, seperti dikutip dari S&P Global.

Harga CPO saat ini sedang tinggi akibat kekhawatiran pasokan serta kenaikan permintaan terutama dari Tiongkok dan India. Kedua negara tersebut merupakan pengimpor minyak sawit terbesar di dunia.

Menurut para analis, harga minyak sawit bisa jadi takkan terkoreksi secara cepat hingga akhir tahun ini. Masalahnya adalah produksi di Malaysia dan Indonesia—penyumbang 85 persen pasokan CPO dunia.

Malaysia dikabarkan masih menutup perbatasannya akibat pandemi Covid-19. Kondisi itu membuat Negeri Jiran kekurangan pekerja asing untuk perkebunan CPO. Sedangkan di Indonesia, faktor cuaca iklim yang buruk menghambat proses panen komoditas tersebut.

Related Topics