MARKET

Harga Emas Relatif Menurun, Bagaimana Prospeknya Hingga Akhir Tahun?

Harga emas masih akan fluktuatif bergantung sentimen.

Harga Emas Relatif Menurun, Bagaimana Prospeknya Hingga Akhir Tahun?Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam Denpasar Bali, Kamis (9/9/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra
06 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Harga emas perlahan tapi pasti terus menurun pada sepanjang tahun ini. Lantas, bagaimana prospek harga aset safe haven tersebut hingga akhir 2021 ini?

Berdasarkan data dari Gold Price, harga emas pada perdagangan Rabu (6/10) ini ada di posisi US$1.749,6 per troy ounce. Posisi harga emas tersebut secara bulanan terkontraksi 4,3 persen. Jika dibandingkan dengan posisi awal tahun, harga emas juga sudah turun 10,3 persen.

Harga emas dalam negeri yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk juga memperlihatkan tren penurunan. Berdasarkan data logammulia.com, harga emas domestik sejak awal tahun menurun sebesar 5,4 persen menjadi Rp917.000 per gram.

Pada Agustus tahun lalu harga emas dunia sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah di posisi US$2.070 per troy ounce. Demikian juga harga emas Antam yang sempat menyentuh level tertinggi sekitar Rp1,07 juta per gram.

Prospek akhir tahun

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas pada sepanjang tahun ini relatif menurun akibat ketidakpastian ekonomi akibat krisis pandemi Covid-19 yang mulai mengendur. Menurutnya, ini seiring dengan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial di pelbagai negara serta pelaksanaan vaksinasi massal.

Ibrahim memperkirakan, harga emas pada sisa akhir tahun ini sebenarnya masih akan fluktuatif. Fluktuasi harga emas ini, kata dia, akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen. Ada sentimen yang bisa membuat harga emas melemah dan begitu pula sebaliknya.

Sentimen utama yang akan ditunggu oleh para investor yakni rencana tapering off kenaikan suku bunga serta pengurangan pembelian obligasi dari bank sentral Amerika Serikat (AS). Kabar kebijakan ini sudah ramai dibicarakan dalam beberapa waktu belakangan namun diperkirakan baru akan terjadi pada tahun depan. Kata Ibrahim, ini akan menjadi sentimen negatif bagi harga emas.

“Kebijakan bank sentral AS ini bisa membuat emas terkoreksi,” kata Ibrahim kepada Fortune Indonesia, Rabu (6/10). “Tapi terkoreksinya ini masih konservatif dengan perkiraan tidak menyentuh di bawah US$1.600 per troy ounce. Bahkan, ada kemungkinan di kuartal keempat level terendahnya itu di US$1700 dan bisa naik kembali.”

Ibrahim menambahkan, sementara sentimen positif yang bisa membuat harga emas naik antara lain: kabar belanja infrastruktur AS senilai US$1,2 triliun, masalah jatuh tempo obligasi AS, dan krisis properti Evergrande di Cina. Tak hanya itu, kabar terjadinya perang dagang antara Cina dengan AS juga bisa menjadi pemicu kenaikan harga safe haven tersebut.

“Kabar perang dagang antara AS dan Cina yang kembali ramai ini bisa membuat harga emas menguat. Harga emas bisa mencapai US$1.900 per troy ounce meskipun sangat sulit untuk menembus US$2.000 per troy ounce,” katanya.

Untuk tren harga emas dalam negeri, menurut Ibrahim, diperkirakan mengalami tren yang sama fluktuatifnya dengan harga emas dunia. Namun, lanjutnya, tren harga emas Antam ini juga akan terpengaruh stabilitas nilai tukar rupiah. “Kalau rupiah melemah cukup tajam ini akan membawa harga logam mulia menguat,” katanya.

Perkiraan 2022

Ibrahim pun melanjutkan, pada tahun depan tren harga emas disinyalir juga masih fluktuatif. Sentimen utamanya, menurut dia, tetap datang dari kebijakan tapering off dari bank sentral AS.

Jika kebijakan itu dilakukan dua kali pada tahun depan, menurut Ibrahim, harga emas akan rentan terkoreksi. Dia memperkirakan, koreksi tersebut bisa menyebabkan harga emas jatuh ke posisi US$1.500an per troy ounce.

“Tren fluktuasi harga emas dunia di 2021 sama juga di 2022. Bedanya dari segi support dan resistennya kalau di 2022 itu lebih rendah di US$1.500-US$1.900 per troy ounce, sedangkan 2021 ini US$1.600-US$1.900,” katanya.

Related Topics