MARKET

Harga Saham UNVR 'Kembali ke Jalan yang Benar', Bagaimana Prospeknya?

Prospek Unilever seiring pemulihan ekonomi dalam negeri.

Harga Saham UNVR 'Kembali ke Jalan yang Benar', Bagaimana Prospeknya?Unilever Indonesia
08 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Harga saham perusahaan barang konsumsi primer PT Unilever Indonesia Tbk—yang dikenal dengan kode UNVR—tengah menanjak beberapa pekan terakhir. Bagaimana prospek salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar ini?

Pada perdagangan Jumat (8/10), harga UNVR ditutup ke posisi Rp4.760 per saham. Dalam sepekan terakhir, harga saham perusahaan ini sudah naik 22,7 persen.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, saham Unilever juga melejit 16,1 persen. Akan tetapi, secara year-to-date, saham perusahaan ini masih turun 36,3 persen dari Rp7.475 per saham.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pada perdagangan akhir pekan ini Unilever memiliki kapitalisasi pasar Rp182 triliun. Perusahaan ini beroleh peringkat keenam dalam daftar 10 perusahaan berkapitalisasi pasar terbesar.

Kinerja Unilever

Kinerja Unilever sebenarnya sedang turun. Itu bisa dilihat dari laporan keuangan kuartal II-2021.

Pada enam bulan pertama 2021, Unilever hanya membukukan penjualan bersih Rp20,2 triliun. Padahal, catatan periode sama tahun sebelumnya Rp21,7 triliun. Itu berarti tingkat penurunannya sekitar 7,3 persen (yoy).

Mari membedah lebih jauh. Penjualan utama pada segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh turun 10,7 persen menjadi Rp13,5 triliun. Untungnya, perseroan mampu meningkatkan penjualan makanan-minuman sebesar 0,3 persen menjadi Rp6,7 triliun.

Pada departemen laba, penurunan secara tahunannya 15,9 persen atau Rp3,04 triliun. Dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, persentase barusan lebih tajam. Pasalnya, laba Unilever per Juni 2020 hanya terkoreksi 2,1 persen menjadi Rp3,62 triliun. 

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti, sempat mengeluhkan daya beli konsumen yang masih terdampak pandemi serta kenaikan harga komoditas yang memengaruhi biaya produk sebagai tantangan terbesar perusahaan. Meskipun begitu, Unilever memanfaatkan kesempatan yang muncul dalam beberapa segmen produk seperti makanan dan kebersihan.

“Pandemi Covid-19 juga membawa banyak tantangan yang perlu diatasi dengan strategi jangka panjang dan berkelanjutan,” kata Ira dalam paparan publik secara virtual, Rabu (1/9).

Strategi tersebut adalah mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portofolio ke segmen premium, menjadi yang terdepan dalam hal eksekusi—termasuk kanal dan inovasi—dan menerapkan e-Everything pada semua lini termasuk penjualan, operasional, dan pengolahan data. Selain itu, kata Ira, Unilever tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan.

Prospek ke depan

Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta, penguatan harga saham Unilever saat ini banyak dipengaruhi sentimen pemulihan ekonomi seiring penurunan kasus Covid-19. Kondisi itu, katanya, berdampak pada kenaikan mobilitas masyarakat.

Nafan berpendapat, investor perlu melihat kinerja keuangan Unilever pada kuartal ketiga tahun ini. Sebab, pada kuartal sebelumnya perusahaan mengalami penurunan kinerja akibat penurunan daya beli masyarakat.

“Investor berharap bahwasannya kinerja perusahaan akan pulih seiring dengan realisasi pemulihan ekonomi dalam negeri,” kata Nafan kepada Fortune Indonesia, Jumat (8/10).

Menurut Nafan, kenaikan harga saham saat ini juga tengah terjadi pada sejumlah emiten konsumer lainnya. Sebagai contoh, harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada sebulan terakhir naik 4,4 persen dan saham PT Mayora Indah Tbk juga meningkat 8,04 persen.

“Kenaikan harga saham ini akan berlaku untuk semua perusahaan,” katanya. “Bahwasannya kinerja perusahaan akan pulih seiring dengan realisasi pemulihan ekonomi dalam negeri."

Related Topics