MARKET

Indodax: Berkat Pembaruan Jaringan, Harga Ethereum Berpotensi Melejit

Mekanisme baru akan membuat Ethereum lebih efisien.

Indodax: Berkat Pembaruan Jaringan, Harga Ethereum Berpotensi MelejitCEO Indodax Oscar Darmawan saat mengisi acara FORTUNE Indonesia Summit bertajuk The Sudden Rise and Future of Investment di The Westin, Jakarta, Kamis (19/5).
12 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, memproyeksikan harga Ethereum berpotensi melejit setelah aset kripto itu mengalami pembaruan jaringan atau Merge. Menurutnya, progres nilai Ethereum pun jika dilihat dalam jangka panjang cukup baik.

Dalam keterangan resmi kepada media, dikutip Senin (12/9), Oscar menjelaskan Merge merupakan transisi jaringan Ethereum dari mekanisme proof-of-work (PoW) ke mekanisme proof-of-stake (POS).

Selama ini Ethereum diperoleh dengan skema PoW melalui cara mining atau penambangan. Mekanisme ini diklaim mengonsumsi energi listrik yang lebih besar. Sebab, alat penambang Ethereum membutuhkan spesifikasi komputer tinggi, serta rig mining yang komplet.

Skema PoW memungkinkan perolehan ETH dengan staking, yakni hanya menggunakan modal internet. Dengan demikian, penggunaan energinya diklaim lebih efisien, sederhana, dan ramah lingkungan.

“Dengan kelebihan proof of stake ini, bisa membuat token Ethereum (ETH) lebih berharga sehingga memiliki potensi harga ETH akan naik setelah proses the Merge selesai, meskipun sejatinya harga aset kripto bergantung pada kondisi pasar,” ujar Oscar.

Tiga fase

Ilustrasi Ethereum 2.0 (Shutterstock/Vladimir Kazakov)

Pembaruan jaringan Ethereum ini terbagi dalam tiga fase, kata Oscar. Proses tersebut cukup rumit karena benar-benar merombak konsensus aset kripto itu sendiri.

“Terlebih, Ethereum bukan hanya sekadar koin, namun merupakan jaringan blockchain yang banyak dimanfaatkan oleh hal lain seperti untuk NFT ataupun token-token yang berjalan di atas jaringan Ethereum,” katanya.

Dia menyebut fase pertama upgrade ini terjadi pada Desember 2020. Menurutnya, proses itu berjalan paralel dengan main chain Ethereum yang disebut dengan Maninnet. Fase ini merupakan babak peluncuran Beacon Chain.

Lalu, fase kedua Merge yakni penggabungan Mainnet dan Beacon Chain. Jariangan Ethereum pun mulai beroperasi menggunakan skema PoS.

Terakhir, fase ketiga dari pembaruan Ethereum 2.0 ini disebut dengan sharding, yang kemungkinan besar akan diluncurkan pada 2023. Ketika sharding itu telah terjadi, Ethereum diklaim dapat menangani ribuan transaksi per detik.

“Dengan adanya sharding ini, diharapkan berpengaruh pada penurunan gas fee. Karena selama ini, mahalnya gas fee merupakan kekurangan dari Ethereum itu sendiri,” ujar Oscar.

Kinerja Ethereum

Ilustrasi Ethereum/Pixabay

Related Topics