Kinerja Kembali Melorot, Pasar Kripto 2023 Diprediksi Lesu
Bitcoin terpengaruh sentimen inflasi.

15 February 2023
Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto kembali mengalami koreksi dalam beberapa pekan terakhir usai meningkat tajam pada awal tahun, dan bahkan kinerjanya diprediksi akan cenderung mendatar sepanjang tahun.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin (BTC) telah turun 5,91 persen dari kenaikan tertinggi pada Januari di level US$ 24.165. Pada Selasa (14/2) pukul 08.00 WIB, nilai aset berkode BTC itu US$ 21771 dengan penurunan 4,44 persen ketimbang pekan lalu.
Dalam pandangan tim riset Tokocrypto, penurunan pasar kripto akhir-akhir ini disebabkan oleh kombinasi antara kekhawatiran investor atas peningkatan penegakan peraturan di Amerika Serikat (AS), serta inflasi (Consumer Price Index/CPI) Januari 2023.
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat baru-baru ini menindak perusahaan aset kripto Kraken dan Praxos Trust. Pada saat sama, terdapat rumor pelarangan staking kripto di Amerika Serikat. Hal tersebut dapat diterjemahkan menjadi penurunan lebih lanjut untuk Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas.
Selain itu, investor tengah membukukan keuntungan setelah Bitcoin mencetak performa menggembirakan pada Januari, "karena mulai melakukan aksi jual untuk mendapatkan untung dari kenaikan harga," demikian opini tim riset Tokocrypto.
Sentimen inflasi

Menurut tim riset Tokocrypto, investor tengah bersiap menghadapi sentimen yang akan menjadi pemicu terjadinya volatilitas tinggi di pasar aset kripto, yakni data CPI AS per Januari 2023.
Laman USA Today melansir, indeks CPI pada Januari tahun ini mencapai 6,4 persen secara tahunan, atau turun dari 6,5 persen pada Desember 2022. Namun, jika ditilik secara bulanan, CPI mengalami kenaikan 0,5 persen.
Tim riset Tokocrypto menyebut data CPI ini kerap menjadi indikator pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lain. Bila CPI aktual lebih rendah dari perkiraan para ekonom, harga kripto biasanya akan meningkat. Namun, bila kenaikan lebih tinggi atau sama dengan perkiraan, pasar kripto biasanya bereaksi negatif.
"Berdasarkan data perilisan CPI dalam enam bulan terakhir, ada korelasi kuat antara hasil prediksi CPI dengan pergerakan harga Bitcoin," kata tim itu.
Dari segi analisis teknikal, volatilitas Bitcoin dalam jangka pendek mungkin tetap tinggi dalam waktu dekat. Level support terkuat Bitcoin adalah US$21.480. Jika sentimen untuk BTC positif, pintu untuk kemungkinan reli hingga US$23.500 akan terbuka.
Prediksi lesu

Zipmex pun menaksir industri kripto secara keseluruhan akan bergerak mendatar tahun ini, demikian keterangannya, Jumat (10/2).
Platform pertukaran aset kripto itu mengutip data dari Reportal yang menunjukkan bahwa industri aset kripto sebenarnya bergerak membaik pada Januari 2023. Buktinya, nilai Bitcoin naik lebih dari 35 persen sejak awal 2023.
Sementara itu, laporan CoinFolks Crypto Research menunjukkan pergerakan Bitcoin dan Ethereum cenderung mengalami penurunan pada 2023. Meski demikian, riset sama meramalkan skenario Bitcoin yang mengalami kenaikan harga pada 2023.
Zipmex menyebutkan sejumlah tren akan terjadi pada tahun ini selain kinerja pasar, di antaranya kehadiran regulasi yang mengatur keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi ).
Sementara, stablecoin, Bitcoin, dan Ethereum yang memiliki utilitas tinggi serta kapitalisasi pasar yang besar tetap menjadi alternatif sebelum implementasi mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC) meluas. Kemudian, infrastruktur ekosistem aset kripto, seperti bursa, wallet, dan jaringan akan meningkat dan menjadi lebih mudah digunakan.