MARKET

Pasar Aset Kripto Menguat di Tengah Sentimen Fed & Resesi AS

Pasar mengalami anomali di tengah sejumlah sentimen AS.

Pasar Aset Kripto Menguat di Tengah Sentimen Fed & Resesi ASIlustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys
29 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto menunjukkan penguatan pada pekan terakhir Juli. Siang ini pukul 14.25 WIB harganya terpantau pada level US$23 ribuan.

Pada saat bersamaan, sejumlah koin alternatif atau altcoin juga menunjukkan kenaikan. Ethereum menguat lebih dari 7 persen persen menjadi US$1.700-an. Sementara itu, nilai Binance Coin tumbuh 4 persen, XRP 2 persen, Cardano 5 persen, Polkadot 5 persen, dan Polygon 4 persen.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menyatakan banyak analis tak memprediksi laju kenaikan di tengah sejumlah sentimen seperti peningkatan suku bunga acuan The Fed, dan kekhawatiran terhadap resesi di Amerika Serikat.

Selain pasar aset kripto, bursa saham juga naik dalam beberapa hari terakhir. Sebagai gambaran, indeks Nasdaq, misalnya, naik 3,04 persen dalam sepekan terakhir. Sedangkan, indeks S&P 500 tumbuh 1,85 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJII) meningkat 1,12 persen

Kondisi tersebut, menurut Afid, terjadi lantaran pasar menanggapi pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyiratkan akan mengerem kenaikan suku bunga acuan selepas September mendatang.

"Investor percaya bahwa The Fed akan memegang janjinya setelah melihat pertumbuhan ekonomi tahunan AS yang masih buruk minus 0,9 persen pada kuartal kedua 2022. Mereka yakin, The Fed tidak akan lagi mengerek bunganya dengan agresif demi mencegah ekonomi AS dari jurang resesi yang semakin dalam," kata Afid.

Investor bisa menunggu kebijakan berikutnya

Ilustrasi kripto. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Meski ekonomi AS diprediksi menuju resesi, kata Afid, sulit untuk memprediksi kinerja pasar aset kripto dalam beberapa minggu ke depan. Menurutnya, kali ini terjadi anomali pergerakan market kripto. Sebab, ketika ada pengumuman penting seperti kebijakan suku bunga The Fed maupun ekonomi AS, pasar biasanya akan tertekan.

"Selera investor tampak meningkat setelah kabar buruk soal makroekonomi yang telah banyak diprediksi sebelumnya oleh para analis. Namun, kripto perlu menanti lebih lama lagi untuk mengalami bull run,” ujarnya.

Dengan kata lain, investor bisa menunggu kebijakan suku bunga rendah berikutnya, jika memang resesi terjadi atau kelak ketika inflasi di AS sesuai sasaran The Fed yang mencapai 2 persen.

Dari sisi analisis teknikal, investor sepertinya sedang rajin membawa harga Bitcoin menembus level US$24.000. Pasalnya, jika harga BTC menembus level tersebut, terdapat kemungkinan akan terus melaju setidaknya hingga posisi US$25.254.

Terlebih, sinyal kenaikan atau bullish juga terlihat di pasar derivatif Bitcoin. Data terakhir di pasar opsi BTC menunjukkan open interest investor di level US$25.000. Ini merupakan indikasi bahwa investor berharap harga BTC bisa menyentuh tingkatan tersebut atau bahkan lebih tinggi dalam waktu dekat.

Sementara itu, angin segar sedang berembus di jaringan Ethereum. Usai pengumuman peluncuran Shadow Fork, Selasa (26/7), nilai ETH terlihat positif dan juga mendongkrak nilai Ethereum Classic sebesar 21,82 persen dalam sehari terakhir.

Pergerakan harga ETH kembali naik ke titik resistensi dan mencoba untuk breakout. Target kenaikannya pada level US$1.739-US$1.916. Di sisi lain, berdasarkan grafik day-50 EMA, harga US$1.461 masih menjadi support yang solid untuk ETH.

Rencananya, pembaruan di jaringan Goerli akan berlangsung pada 10 Agustus, serta diperkirakan akan menjadi uji coba terakhir Ethereum sebelum benar-benar meluncurkan The Merge pada September. Hal ini akan menjadi pekan yang baik untuk Ethereum.

Related Topics