MARKET

Prospek Harga Emas Usai Bank Sentral AS Naikkan Suku Bunga

Krisis Rusia Ukraina masih menjadi sentimen bagi emas.

Prospek Harga Emas Usai Bank Sentral AS Naikkan Suku BungaIlustrasi emas. Shutterstock/Pixfiction
17 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Harga emas kembali menguat di tengah pengumuman bank sentral Amerika Serikat (The Fed) soal kenaikan suku bunga. Mengutip data Trading Economics, Kamis (17/3), harga aset safe haven tersebut mencapai US$1.933 per troy ounce.

Kemarin, harga emas sempat mencapai level terendah setidaknya dalam sepekan terakhir pada US$1.904 per troy ounce. Padahal, Selasa (8/3), harga komoditas ini sempat di atas US$2.050 per troy ounce.

“Saya memperkirakan harga emas akan diperdagangkan di kisaran US$1.880 sampai US$1.960 per troy ouce dalam waktu dekat,” kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Harga emas cenderung stabil usai The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 basis poin menjadi kisaran 0,25 persen sampai 0,5 persen. Keputusan ini merupakan yang pertama kali sejak 2018.

Ibrahim Assuaibi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, berpendapat penyesuaikan suku bunga oleh The Fed itu di luar ekspektasi pasar. Menurutnya, para pelaku pasar umumnya memproyeksikan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin.

“Artinya apa? Bank sentral AS sangat berhati-hati sekali dalam membuat suatu keputusan. Nah, keputusan ini membuat para pelaku pasar kembali melakukan aksi beli,” kata Ibrahim kepada Fortune Indonesia.

Kenaikan suku bunga The Fed ini untuk merespons inflasi AS yang melonjak, menurut Ibrahim. Berdasarkan data Trading Economics, inflasi tahunan negara tersebut per Februari mencapai 7,9 persen, dan dianggap tertinggi sejak 1982.

Prospek harga emas

Kenaikan suku bunga acuan The Fed sesungguhnya akan menjadi sentimen negatif bagi harga emas, kata Ibrahim.

Namun, pelaku pasar sekarang lebih condong ke sentimen krisis antara Rusia dengan Ukraina. 

Di saat bersamaan, tren inflasi yang melonjak ikut mendapat perhatian dari kalangan pasar, kata Ibrahim.

Jadi, dengan sejumlah sentimen tersebut, menurut Ibrahim, harga emas masih berpeluang naik dalam waktu dekat ini, khususnya pada kuartal kedua 2022. Apalagi, jika krisis antara Rusia dengan Ukraina masih berlanjut.

“Ini yang akan membawa harga emas melonjak menuju posisi US$2.150an per troy ounce,” ujarnya.

Related Topics