MARKET

Telkom Group Buka Suara Soal IPO Mitratel, Ini Penjelasannya

Telkom berharap IPO Mitratel mendongrak valuasi perusahaan.

Telkom Group Buka Suara Soal IPO Mitratel, Ini PenjelasannyaShutterstock/ senengmotret
18 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom Group) akhirnya buka suara soal rencana anak perusahaannya, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel, yang bakal melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal Indonesia. Rencananya, Mitratel akan IPO pada akhir tahun ini.

Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Ardiansyah, mengatakan rencana IPO Mitratel tentu saja untuk mendapatkan pendanaan demi pengembangan perusahaan tersebut. Namun, selain itu, menurutnya IPO ini juga diharapkan bisa meningkatkan valuasi Telkom sebagai induk perusahaan.

“Jadi kami ingin kalau IPO Mitratel ini berhasil, itu akan bisa mendongkrak atau menaikkan valuasi Telkom secara keseluruhan,” kata Ririek dalam wawancara khusus bersama Fortune Indonesia, Senin (18/10).

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya mengatakan pemerintah mendorong Mitratel untuk melakukan IPO di pasar modal Indonesia. Rencananya, IPO ini akan dilakukan pada akhir tahun ini.

Berdasarkan informasi dari Laporan Keuangan Tahunan 2020, Mitratel masih merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Telkom dengan kepemilikan saham mencapai 99,9 persen. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa telekomunikasi dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Mitratel mulai membangun bisnis menaranya sejak 2008 silam.

Persaingan bisnis menara

Ririek Ardiansyah dalam kesempatan yang sama mengatakan dengan IPO Mitratel juga akan meramaikan kompetisi bisnis menara. Namun, menurutnya, perusahaan ini akan berbagai nilai tambah jika dibandingkan dengan perusahaan menara lainnya.

Dia menyebut, keunggulan pertama Mitratel yakni memiliki jumlah menara yang lebih banyak ketimbang perusahaan lainnya. Saat ini, perusahaan tersebut memiliki sebanyak 28 ribu menara.

Namun tak hanya soal jumlah, bagi Ririek, pengguna layanan menara Mitratel juga merupakan perusahaan telekomunikasi yang bonafide. Beberapa tenant menara itu juga perusahaan yang menguasai pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia. “Mitratel ini mungkin 70 persen lebih tenant-nya itu adalah perusahaan telekomunikasi yang besar-besar,” katanya.

Mantan Direktur Utama Telkomsel ini menambahkan kelebihan Mitratel tentu saja juga karena perusahaan tersebut merupakan bagian dari Grup Telkom. Pasalnya, melalui Grup Telkom, Mitratel memiliki captive market PT Telekomunikasi Seluler (Telkom). Meski demikian pasar dari Telkomsel ini juga menjadi tantangan bagi perusahaan.

“Sisi positifnya memang ada captive market dari Telkomsel tadi. Tapi sisi negatifnya seberapa independen Mitratel ini,” katanya. “Tapi begitu kami komitmen untuk IPO, Telkom langsung menjual towernya sehingga Mitratel jadi independen.”

Berdasarkan catatan Fortune Indonesia, Mitratel sebelumnya sudah menerima pengalihan 4.000 menara milik Telkomsel. Telkomsel pertama kali melakukan pengalihan Menara pada 14 Oktober 2020 sebanyak 6.050 unit, kemudian Telkomsel melakukan pengalihan lagi 4.000 unit Menara pada 31 Agustus 2021.

“Ke depannya kami juga mengharapkan Mitratel ini tidak akan hanya di tower tetapi juga merambah berbagai layanan lain yang akan memperkaya layanan core-nya. Jadi, misalnya, layanan fiber optik dan segala macamnya kami akan lakukan itu,” katanya.

Kinerja Mitratel

Laporan Tahunan Mitratel menunjukkan, perusahaan ini terlihat memiliki kinerja yang baik. Pada 2020, misalnya, perusahaan mampu membukukan kenaikan pendapatan 16,2 persen menjadi Rp6,19 triliun. Laba perusahaan juga tumbuh 28,7 persen menjadi Rp664 miliar.

Jika dilihat dalam jangka panjang, setidaknya sejak 2017, pendapatan perusahaan ini terus tumbuh rata-rata mencapai 14,8 persen. Lonjakan pendapatan tertinggi pada 2019 mencapai 17,8 persen menjadi Rp5,33 triliun.

Hal yang sama juga terjadi pada laba perusahaan. Di kurun waktu yang sama, laba Mitratel mampu tumbuh 18,0 persen. Kenaikan laba tertinggi pada 2020 lalu. 

Aset perusahaan juga tumbuh signifikan. Pada 2017, aset Mitratel baru mencapai Rp13,61 triliun, tapi pada tahun lalu sudah mencapai Rp25,37 triliun. Artinya dalam empat tahun aset perusahaan ini meningkat hampir 2 kali lipat.

Related Topics