MARKET

Tertekan Sentimen Ekonomi, Pasar Kripto Masih Lesu pada Awal November

Bitcoin akan sulit kembali mencapai level tertinggi.

Tertekan Sentimen Ekonomi, Pasar Kripto Masih Lesu pada Awal NovemberIlustrasi perdagangan kripto yang melorot. Shutterstock/Insta_Photos
07 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto pada pekan awal November terlihat masih bergerak datar atau sideways karena investor kurang bergairah. Sentimen makroekonomi, termasuk kebijakan suku bunga acuan, ditengarai masih menjadi penyebab pasar aset kripto untuk melaju lebih jauh.

Data dari CoinMarketCap, pada perdagangan Jumat (4/11), menunjukkan harga Bitcoin, misalnya, hanya naik 1,36 persen dalam sepekan terakhir menjadi US$29.576. Pada saat bersamaan, Altcoin juga mengalami hal sama. Ethereum hanya mengalami kenaikan 1,24 persen ke US$1.567.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan volatilitas pasar aset kripto menjelang akhir pekan lalu akibat sentimen dari ketidakpastian makroekonomi global.

Meski demikian, sejumlah investor yang cenderung bullish diperkirakan mulai masuk untuk melakukan akumulasi. Dengan begitu, bakal ada sedikit pergerakan di pasar kripto.

Penurunan harga aset kripto, terutama usai bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan pada Kamis (3/11), dianggap oleh sebagian investor tersebut menjadi peluang.

"Namun, keseluruhan ekonomi global sedang terkena badai setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan penurunan kecil dalam klaim pengangguran. Kemudian, Bank of England meningkatkan suku bunga dengan ukuran jumbo 75 basis poin, sesuai dengan kenaikan AS baru-baru ini. Dua peristiwa itu membuat investor kurang bergairah untuk masuk ke market kripto," kata Afid dalam rilis pers.

Total kapitalisasi pasar kripto berada di posisi hijau dengan naik tipis 0,71 persen pada Jumat menjadi US$1,01 triliun.

Di sisi lain, Fear and Greed Index Bitcoin kembali ditutup pada level 30 dengan kategori Fear. Indikator tersebut mengindikasikan bahwa sentimen pasar aset kripto yang masih terlihat stabil.

Prospek pasar

Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova

Kapitalisasi pasar aset kripto yang kembali menyentuh US$1 triliun dianggap oleh banyak analis akan menjadi katalis positif pada November ini, menurut Afid. Dia juga menyatakan baik Bitcoin maupun Ethereum sempat mencatatkan kenaikan dalam grafik harian pada akhir Oktober dan awal November.

"Volume perdagangan saat ini sedikit membaik dan terjadi short liquidation. Meski demikian, kenaikan dan sentimen bullish ini masih terbatas. Aksi harga Bitcoin dan Ethereum masih belum sepenuhnya pulih dan kembali masuk ke dalam fase konsolidasi. Kondisi tersebut diikuti oleh sebagian besar aset di pasar kripto," ujarnya.

November juga menjadi pengingat penurunan harga Bitcoin yang telah terjadi selama setahun. Pada bulan sama tahun lalu, harga Bitcoin sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa mencapai US$69.000.

“Peristiwa langka itu diprediksi sulit tercapai dalam waktu dekat,” ujar Afid. “Untuk Bitcoin mencapai kenaikan harga di bulan ini cukup sulit, terlebih tembus US$ 30.000 dan masih bergerak sempit di rentang US$ 20.000-US$ 23.000."

Menurut laporan Matrixport, harga BTC diprediksi dapat memulai relinya dan mencapai US$ US$63.000 pada Maret 2024 ketika aset kripto itu akan menjalani halving. Proyeksinya Bitcoin dapat mengulangi aksi harga bullish yang terlihat saat menjelang halving di Juli 2016 dan April 2020.

Halving Bitcoin merujuk kepada kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, atau terjadi empat tahun sekali, demikian laman Pluang. Halving menjadi indikator penting dalam menyusun proyeksi harga Bitcoin. Pasalnya, proses tersebut memberi sinyal utama mengenai pasokan aset kripto tersebut.

Related Topics