CORE: Penerapan Uang Elektronik Tingkatkan Transaksi Harian UMKM 30%
73% UMKM lebih sering melakukan pembayaran uang elektronik.
Jakarta, FORTUNE - Peran ekonomi digital dalam mendukung UMKM semakin nyata. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin banyak yang ikut mengadopsi metode pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis aplikasi, salah satunya OVO.
Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah mengungkapkan, sekitar 70 persen UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30 persen dalam penggunaan uang elektronik seperti OVO.
Hal tersebut terungkap dari survei yang dilakukan oleh CORE Indonesia terhadap 2.001 UMKM mitra sistem Pembayaran OVO di 12 kota di 8 provinsi pada awal 2021. Tak hanya itu, Piter juga mengatakan sebanyak 73 persen UMKM lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi.
"Sekitar 91 persen pelaku UMKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18 persen dari total penjualan mereka.” kata Piter Abdullah melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 1 Oktober 2021.
Tak hanya itu, rata-rata pendapatan per bulan UMKM juga meningkat 27 persen bagi 68 persen responden yang mengalami peningkatan pendapatan setelah bergabung dengan layanan sistem pembayaran OVO.
Bidik 30 juta UMKM digital
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi & UKM Eddy Satriya menilai, adopsi pembayaran digital semakin kencang seiring dengan pandemi Covid-19, khususnya terpengaruh berbagai pembatasan mobilitas.
Eddy juga mengutarakan, digitalisasi pembayaran tidak hanya bermanfaat bagi pelaku UMKM tetapi juga masyarakat luas. Dengan kata lain, digitalisasi pembayaran berdampak besar bagi upaya pemajuan bangsa. Kemenkop UKM pun optimistis atas target 30 juta pelaku UMKM bertransformasi ke digital pada 2023.
“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Kami terus mengumpulkan secara langsung UMKM untuk dibimbing sehingga kapasitas produksi mereka terus menjadi lebih baik sejalan dengan perbaikan kualitas,” tutur Eddy.
Tercatat, UMKM terlihat memainkan peranan penting sebagai roda penggerak ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik, lebih dari 64 juta UMKM Indonesia berkontribusi sekitar 61 persen bagi PDB nasional.
Penetrasi internet RI baru 73,3%
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, pemerintah tengah berfokus pada perluasan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang merata hingga pedesaan, termasuk pembangunan BTS untuk koneksi 4G di seluruh Indonesia dan persiapan implementasi 5G.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020 lalu menunjukkan penetrasi internet di Tanah Air baru mencapai 73,7 persen dari populasi, atau sekitar 196,7 juta jiwa.
“Di antara beberapa komponen penting transformasi digital, salah satunya adalah digitalisasi pembayaran, seperti menggunakan OVO. Ya, fokusnya adalah bagaimana menghadirkan sistem pembayaran yang mudah bagi masyarakat,” kata Semuel.
UMKM Cepat Beradaptasi
Ekonom Senior dan Founder CORE Indonesia, Hendri Saparini menjelaskan, dari survei CORE diketahui bahwa ternyata perilaku pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan transformasi digital yang ada.
“Jadi, tidak perlu khawatir bahwa perubahan perilaku tidak diikuti oleh pelaku usaha, khususnya UMKM. Kenyataannya, pelaku usaha juga cepat mengadopsi inovasi di bidang digitalisasi pembayaran. Selanjutnya ini menjadi aset bagi pemerintah, karena digitalisasi pembayaran ini menghasilkan big data yang luar biasa,” kata Hendri Saparini.
Sebagai informasi saja, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 43,66 persen (yoy) menjadi Rp24,8 triliun. Nilai transaksi digital banking mencapai Rp3.468,4 triliun, tumbuh 61,80 persen (yoy).