Daftar Saham LQ45: Keuntungan, Kriteria, dan Perbedaan Blue Chip
Saham peringakat teratas yang menjanjikan.
19 September 2022
Pengertian saham indeks LQ45
Saham indeks LQ45 merupakan saham 45 emiten yang telah memenuhi persyaratan dan berlikuiditas tinggi. Dapat dikatakan, LQ45 merupakan saham dengan peringkat teratas di pasar saham.
Adapun kriterianya yang dinilai mulai dari likuiditas, tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan, besarnya kapitalisasi pasar, serta proses aktivitas transaksi.
Dikarenakan termasuk dalam saham teratas, tentu saja peminat dari LQ45 ini membludak dan menjadi investasi yang sangat populer dengan profit yang menjanjikan.
Adapun indeks saham LQ45 ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1994 dengan nilainya berada di angka 100.
Saham dengan indeks tersebut pun disesuaikan setiap enam bulan sekali.
Mengapa harus investasi di Saham LQ45?
Saham LQ45 merupakan saham yang potensial karena perusahaan yang masuk ke dalam LQ45 kualitasnya sudah tidak diragukan lagi dari berbagai segi.
Apabila Anda memang berniat untuk mendapat keuntungan melalui investasi saham, maka saham jenis ini aman untuk dicoba.
Anda tidak perlu khawatir karena saham ini selalu diperbarui dan mengalami penyesuaian.
Apabila ada saham yang tidak memenuhi beberapa kriteria, maka otomatis akan diganti dengan perusahaan saham lainnya.
Ibaratnya, ketika Anda hendak membeli hp baru, Setiap tahunnya akan ada pembaruan spesifikasi handphone sesuai perkembangan dan modelnya.
Kriteria masuk daftar saham LQ45
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak semua perusahaan bisa masuk dalam daftar saham LQ45. Ada beberapa kriteria dan proses seleksi yang harus dilalui.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi apabila perusahaan ingin masuk daftar teratas ini adalah sebagai berikut:
- Tercatat minimal 3 bulan masuk di Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Perusahaan dalam kondisi keuangan yang bagus
- Memiliki pertumbuhan nilai transaksi yang besar
- Masuk dalam 60 gabungan saham serta memiliki kapitalisasi yang tinggi.
Perlu untuk Anda ketahui, maksud dari dari poin 60 gabungan saham, yaitu 30 saham akan mengisi daftar saham LQ45 dan 15 saham lainnya dipilih karena beberapa kriteria tambahan.
Untuk lebih jelasnya, berikut meotde penilaian yang digunakan:
- 24 perusahaan saham akan dipilih kembali melalui beberapa kriteria tambahan
- Pada proses seleksi, hanya akan dipilih 20 saham saja
- Kemudian, 15 saham dipilih karena kapitalisasi pasar.
Perbedaan saham Blue Chip dan LQ45
Mungkin beberapa Anda yang baru masuk dalam dunia investasi, sering menyamakan antara saham Blue Chip dan LQ45. Padahal, keduanya memiliki beberapa perbedaan, di antaranya sebagai berikut:
Rasio utang
Saham Blue Chip memiliki aset dan rasio utang yang lebih stabil dibanding saham LQ45. Dalam pembagian dividen, saham Blue Chip rutin membagikannya kepada para investor.
Meski demikian, Anda tetap harus memperhatikan tingkat risikonya.
Kriteria pasar
Kedua saham ini memiliki kriteria pasar yang sama. Akan tetapi, tidak semua kriteria dari LQ45 bisa disebut dengan Blue Chip.
Tidak semua saham LQ45 menjadi pemimpin pasar ataupun market leader di setiap sektornya. Sementara, syarat dari saham Blue Chip harus menjadi pemimpin pasar.
Jangka waktu emiten
Saham LQ45 memiliki pertumbuhan laba yang lebih cepat dibanding saham Blue Chip. Sehingga, memiliki waktu perkembangan yang sangat signifikan.
Daftar saham LQ45
Berikut ini beberapa daftar saham LQ45 yang bisa dijadikan untuk tempat investasi Anda, antara lain:
- Bukalapak.com (BUKA)
- Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- Bank Mandiri (BMRI)
- Bank Negara Indonesia (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
- Bank Tabungan Negara (BBTN)
- Adaro Energy Tbk (ADRO)
- Sumber Alfaria Jaya (AMRT)
- Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- BFI Finance Indonesia (BFIN)
- Barito Pacific (BRPT)
- Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
- Elang Mahkota Teknologi (EMTK)
- Erajaya Swasembada (ERAA)
- XL Axiata (EXCL)
- Astra International Tbk (ASII).
Itulah tadi penjelasan serta daftar saham LQ45 yang perlu Anda ketahui. Jadi, sudah siap untuk berinvestasi?
Baca juga: Apa itu Capital Gain? Pengertian, Perbedaan, Jenis, & Cara Menghitung