MARKET

BRI Siapkan Dana Hingga Rp3 T Untuk Buyback Saham, Ini Detailnya

BBRI akan meminta restu investor lewat RUPSLB 1 Maret 2022

BRI Siapkan Dana Hingga Rp3 T Untuk Buyback Saham, Ini DetailnyaKantor Pusat Bank BRI. Doc BRI

by Tanayastri Dini Isna KH

24 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham tahun ini. Perseroan menyiapkan dana maksimal Rp3 triliun untuk aksi korporasi tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (24/1), buyback saham akan dilakukan secara bertahap selama 1,5 tahun setelah mendapat lampu hijau dari para investor dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Persetujuan dari pemegang saham akan dibahas dalam RUPS pada awal Maret mendatang. 

“Dengan asumsi periode (pelaksanaan buyback) 1 Maret 2022 sampai dengan 31 Agustus 2023,” tulis Direksi BBRI yang diwakili oleh Assistant Vice President, Adi Budiman Prakoso.

Namun, belum ada informasi detail mengenai harga saham dalam pembelian kembali itu.

Alasan Buyback Saham BBRI

Pembelian kembali saham BBRI pada awal 2021 ini dilandasi oleh keberhasilan program kepemilikan saham pekerja dalam meningkatkan keterlibatan mereka dalam pencapaian target perusahaan. Saham yang dialihkan dalam program itu berasal dari buyback saham pada 2015 dan 2020.

Oleh karena itu, BBRI ingin kembali melaksanakan aksi tersebut. Saham dari hasil pembelian kembali akan dipakai pada program kepemilikan saham pekerja, direksi, dan dewan komisaris.

“Pada proses pengalihan saham hasil buyback, Perseroan akan menghentikan sementara Buyback melalui BEI. Selaras dengan itu, Perseroan akan melanjutkan kembali buyback setelah pengalihan sebagian saham hasil buyback dilakukan,” ujarnya. 

Dampak Kinerja Keuangan

Sebagai informasi, BBRI akan melakukan buyback saham dengan menggunakan kas internal perseroan. Namun demikian, langkah tersebut tak akan berdampak pada kondisi keuangan perusahaan karena modal kerja, arus kas, dan capital adequacy ratio (CAR) dianggap mampu menopang kegiatan usaha sekaligus mencukupi biaya buyback.

“Dengan asumsi perseroan menggunakan kas internal untuk buyback, maka aset dan ekuitas diperkirakan akan menurun sebesar-besarnya sejumlah perkiraan nilai buyback dan perkiraan biaya buyback," ujar manajemen BRI dalam keterbukaan informasi.