MARKET

Tertekan Beban, Pendapatan dan Laba RS Siloam Ambles di Semester I

Pendapatan RS Siloam tergerus 4,3 persen.

Tertekan Beban, Pendapatan dan Laba RS Siloam Ambles di Semester IRumah Sakit Siloam. (Shutterstock/Mezario)
30 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten rumah sakit milik Lippo Group, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatat penurunan kinerja pada semester pertama 2022. 

Pendapatannya terkikis 4,3 persen (YoY) dari Rp4,6 triliun menjadi Rp4,4 triliun. Segmen spesialis tumbuh 18,2 persen (YoY) dari Rp827,2 miliar menjadi Rp977,9 miliar. Akan tetapi, segmen nirspesialis turun10,5 persen (YoY) menjadi Rp3,4 triliun dari Rp3,8 triliun.

Secara terperinci, pendapatan rawat inap RS Siloam terkoreksi dari Rp2,6 triliun menjadi Rp2,4 triliun. Penurunan paling besar terjadi di subsegmen fasilitas rumah sakit yang berkurang dari Rp571,0 miliar menjadi Rp327,9 miliar. Pendapatan kamar rawat inap yang turun dari Rp389,1 miliar menjadi Rp286,7 miliar.

Tetapi, pendapatan subsegmen jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli naik dari Rp849,6 miliar menjadi Rp871,0 miliar; obat dan perlengkapan medis yang tumbuh dari Rp717,0 miliar menjadi Rp785,4 miliar; kamar operasi, naik dari Rp64,9 miliar menjadi Rp86,1 miliar; serta pendapatan administrasi dan lainnya yang meningkat dari Rp43,2 miliar menjadi Rp91,1 miliar.

Sementara itu, pendapatan rawat jalan perusahaan turun tipis Rp2,0 triliun menjadi Rp1,9 triliun, karena penurunan pendapatan dari jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli, fasilitas rumah sakit, serta pendapatan administrasi dan lainnya.

Kenaikan beban

Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan RS Siloam pun meningkat dari Rp2,8 triliun menjadi Rp2,9 triliun. Hal itu membuat laba kotor perseroan turun dari Rp1,7 triliun menjadi Rp1,5 triliun.

Setelah dikurangi beban usaha dan beban lain-lain, jumlah laba usaha RS Siloam para paruh pertama tahun ini mencapai Rp325,2 miliar; terkoreksi 34,2 persen (YoY) dari Rp494,1 miliar.

Sejumlah pos yang menyumbang kenaikan teringgi beban pokok pendapatan adalah segmen rawat jalan, seiring meningkatnya beban pada jasa tenaga ahli, gaji, dan kesejahteraan karyawan; obat, perlengkapan medis dan klinik; serta beban lain-lain.

Hal itu yang lantas membuat total laba bersih perseroan tertekan 30,5 persen (YoY) dari hampir Rp302,7 miliar menjadi Rp210,4 miliar.

Related Topics