BEI Cetak Penggalangan Dana Terbesar, BBRI Kontributor Utama
Dana tergalang dari right issue BBRI mencapai Rp95,9 T.
Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mencetak penggalangan dana terbesar sepanjang sejarah pada tahun ini, dengan total nilai puluhan triliun rupiah. Siapa kontributor utamanya?
Berdasar keterangan tertulis yang Fortune Indonesia terima, Kamis (16/9), pencapaian itu didukung oleh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Saat ini, proses tersebut masih berada di tahap pelaksanaan.
“Apabila rights issue yang direncanakan terserap oleh pasar seluruhnya, maka total dana yang digalang dari rights issue BBRI sebesar Rp95,9 triliun. Jumlah tersebut merupakan nilai penggalangan dana terbesar sepanjang sejarah bursa,” kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna kepada pers.
1. BBRI Menyokong Fundraising Lewat Right Issue
Jika dihitung-hitung, maka nominal dana tergalang itu setara dengan 64,2 persen dari total penggalangan dana melalui HMETD dari Perusahaan Tercatat di pasar modal.
Sebagai informasi, dengan asumsi rights issue BBRI telah rampung sepenuhnya, jumlah realisasi penggalangan dana dari HMETD perusahaan publik hingga 14 September 2021 sudah mencapai Rp149,27 triliun.
Setelah BBRI, ada 43 perusahaan publik yang telah terdaftar dalam pipeline HMETD BEI. Perkiraan dana yang digalang berjumlah Rp23,24 triliun.
2. Target Listing BEI pada 2021
Pada 2021, BEI membidik 66 pencatatan baru untuk semua instrumen. Hingga saat ini, sudah ada 44 persen pencatatan, yang berarti realisasi target telah mencapai 67 persen.Nyoman menambahkan, “di antaranya, 38 pencatatan saham melalui IPO. Total penggalangan dananya sampai 14 September berjumlah Rp32,1 triliun.”
Sementara itu, masih ada 25 perusahaan yang mengantre untuk melantai di bursa. Sebagian besar memakai laporan keuangan 2021. Nyoman berharap, mereka dapat tercatat di bursa tahun ini.
Pekan lalu, ada 9 pencatatan saham di BEI. Lima di antaranya berlangsung pada 8 September 2021. “Kami harap dengan adanya kondisi seperti ini yang terus berlangsung, akan bisa melampaui pencapaian tahun lalu,” jelasnya.
3. BEI Optimistis dengan IPO Pasar Modal 2022
BEI yakin dengan aktivitas IPO pada 2022, yang sepertinya akan lebih menjanjikan. Optimisme itu bukan tidak berdasar. Bursa menggunakan sejumlah indikator sebagai dasarnya, seperti rerata nilai transaksi harian (RNTH) dan pertumbuhan positif jumlah investor pada 2021.
Ditambah lagi dengan sentimen positif menyoal perkembangan ekonomi global dan lokal dari perspektif pelaku pasar modal, serta dukungan regulator terkait. “Indikator-indikator itu menjadi faktor penting dalam memprediksi pasar modal di masa mendatang,” tulis Nyoman.