MARKET

Disokong Bisnis Lain, Pendapatan Emiten Menara Djarum Naik

Pendapatan emiten menara Djarum, TOWR, tumbuh 33,8%.

Disokong Bisnis Lain, Pendapatan Emiten Menara Djarum NaikEmiten afiliasi Djarum, PT Sarana Menara Nusantara (TOWR). (Website Sarana Menara Nusantara)

by Tanayastri Dini Isna KH

02 September 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten menara Djarum Group, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) kembali bukukan pertumbuhan pada pertengahan 2022. Pertumbuhan pendapatan serta margin itu juga disokong oleh bisnis non-menara.

Adapun, pendapatan TOWR melonjak 33,8 persen (YoY) jadi Rp5,32 triliun, dari Rp3,97 triliun per Juni 2022. Menurut Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, itu kenaikan tertinggi selama 13 kuartal berturut-turut–berkat pertumbuhan organik.

Capaian itu ditopang oleh diversifikasi pendapatan perseroan, dengan segmen bisnis non-menara yang tumbuh 51,5 persen (YoY) jadi Rp556 miliar; sedangkan pendapatan segmen menara tumbuh stabil 29,9 persen (YoY) sebesar Rp2,14 triliun.

“Dengan perkembangan itu, pendapatan menara stabil di kuartal kedua 2022, tapi TOWR sekarang memiliki basis menara yang lebih besar, memiliki portofolio terbesar kedua dengan 29.263 menara untuk cross sell jaringan fiber,” jelas Niko, dikutip Jumat (2/9).

Berkat ekspansi jaringan dan pelanggan

Ilustrasi menara. (Shutterstock/ShutterOK)

Lebih lanjut, pada kuartal kedua 2022, serat menara TOWR yang menghasilkan pendapatan naik 14.081 km atau tumbuh 17,3 persen (QoQ) jadi 95.400 km. Niko yakin mayoritas berasal dari kolokasi.

“Kami juga menilai, itu mendorong pertumbuhan pendapatan non-menara atau fiber, dengan potensi kontribusi lebih dari satu perusahaan telekomunikasi,” katanya.

Selain itu, TOWR juga aktif berusaha menjual konektivitas lewat VSAT, microwave, atau fiber ke klien bisnis dan sektor publik. Kabarnya, aktivasi bisnis itu terus tumbuh hingga totalnya menjadi 13.333. Hal itu mendongkrak pendapatan terkait 33,5 persen (YoY).

Pada akhirnya, siasat itu mengerek naik margin keuntungan bisnis non-menara TOWR. Adapun, margin EBITDA perseroan tahun ini mencapai 86,0 persen (+10 bps, QoQ). “Perkembangan yang solid karena bisnis tersebut terus menambah kontribusi top-line, saat ini sebesar 20,6 persen dari totalnya,” imbuh Niko.

Sementara itu, margin pendapatan operasional perseroan pada kuartal kedua turun 120 bps jadi 60,1 persen akibat tantangan valuta asing. Akan tetapi, margin operasional bisnis non-menaranya di triwulan kedua meningkat 670 bps (QoQ).

Menurut Niko, itu mengindikasikan dampak monetisasi dan kolokasi yang lebih baik dari sebelumnya.