MARKET

Seberapa Tangguh Ekonomi RI Bertahan di Era Kenaikan Suku Bunga?

Indonesia hadapi guncangan global dengan cukup baik.

Seberapa Tangguh Ekonomi RI Bertahan di Era Kenaikan Suku Bunga?Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
04 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Satu dekade lalu, Indonesia pernah masuk ke dalam daftar “Fragile Five”, atau salah satu negara berkembang yang ekonominya rentan terhadap arus modal keluar dan anjloknya nilai mata uang setiap kali suku bunga dunia naik.

Namun demikian, Indonesia saat ini memasuki babak baru di saat The Fed dan bank sentral sejumlah negara bertindak agresif dalam menaikkan suku bunga, ekonomi dalam negeri justru dinilai menunjukkan ketahanan yang baik.

Hal ini tergambar dalam langkah Bank Indonesia (BI) yang belum memberi sinyal meningkatkan suku bunga, sementara inflasi baru saja naik di atas kisaran target 2–4 persen.

“Di Indonesia, belum ada kenaikan suku bunga kebijakan dari tahun ke tahun. Hal itu sangat jarang terjadi,” ujar Analis lembaga pemeringkat S&P, Ivan Tan, dikutip dari Reuters, Senin (4/7).

Yang terjadi saat ini berbeda dengan 2013, saat The Fed memberi sinyak pengurangan stimulus, yang memicu larinya modal asing sehingga nilai rupiah anjlok 20 persen. BI akhirnya terpaksa menaikkan suku bunga 175 bps.

Dus, beberapa pihak pun bertanya: apa kondisi perekonomian Indonesia telah berubah dari segi fundamental?

Katalis pendukung

Contoh komoditas Indonesia. (Pixabay/tristantan)

Meski menghadapi sejumlah risiko politik, Indonesia disebut lebih baik mengatasinya dibanding negara-negara lain dalam daftar Fragile Five yang terdiri dari: India, Turki, Afrika Selatan, dan Brasil.

Pemerintah dan para pembuat kebijakan mengatakan, hal ini dikarenakan evaluasi dari krisis sebelumnya dan hadirnya kebijakan seperti pendirian pasar valuta asing domestik yang tak bisa dikirim, mendorong penggunaan mata uang lain (selain dolar) yang lebih besar dalam perdagangan dan investasi, serta menjual lebih banyak obligasi.

Para analis menambahkan, rekor ekspor di tengah ledakan komoditas global juga ikut membantu ketahanan ekonomi Indonesia. “Sebagai pengekspor komoditas bersih, Indonesia diuntungkan, berada di posisi yang begitu baik untuk mengendalikan sejumlah tekanan inflasi di sisi penawaran yang dihadapi oleh sejumlah negara,” jelas Tan lagi.

Hasilnya, Indonesia mencatatkan surplus transaksi berjalan. Pemerintah pun terbantu dalam mengurangi target penjualan obligasi sekaligus mampu mendanai subsidi energi, mengurangi dampak harga minyak global yang tinggi.

Pada 2021, pasar saham Indonesia pun mencatatkan sejumlah rekor.  Lebih lanjut, dalam setahun belakangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sudah tumbuh 10,48 persen per hari ini. Meskipun secara ytd, sang indeks acuan mulai terpeleset, terpantau sudah terkoreksi 0,45 persen.

Ambisi Indonesia

description
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya

Related Topics