MARKET

Dibayangi Puncak Kasus Covid-19, IHSG Diprediksi Melemah

Investor juga akan mencermati data neraca perdagangan.

Dibayangi Puncak Kasus Covid-19, IHSG Diprediksi MelemahProyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
14 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali melemah pada perdagangan Senin (14/11). Investor akan mencermati kenaikan kasus Covid-19 yang diperkirakan mencapai puncaknya menjelang akhir bulan Februari.

Dalam dua hari hari terakhir, kasus Covid-19 mencatat kenaikan cukup signifikan. Pada Sabtu (12/2) pemerintah mencatat 55.209 kasus Covid-19. Jumlah ini hampir mendekati rekor kasus tertinggi pada saat varian Delta merebak di angka 56 ribu pada 15 Juli 2021.

Sedangkan kemarin, Minggu (13/2) tercatat ada 44.526 kasus baru sehingga secara total, kasus Covid-19 hingga kini mencapai  4.807.778. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat akun Instagram @jokowi menyampaikan prediksinya akan puncak kasus Covid. "Pandemi Covid-19 di Tanah Air, sesuai perkiraan, tengah menanjak dengan angka positif harian mendekati puncak kasus seperti bulan Juli tahun lalu. Varian Omicron yang menyebar kali ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, tetapi tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan varian Delta," tulisnya.

Kendati demikian, dia meminta masyarakat tetap tenang, disiplin menjaga protokol kesehatan dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu. Dia juga meminta masyarakat segera vaksin, bagi yang belum dan melakukan booster atau suntikan dosis ketiga yang yang sudah menerima suntikan pertama dan kedua.

Dengan situasi tersebut, Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan memperkirakan IHSG melemah. "Secara teknikal candlestick membentuk lower high dan lower low mengindikasikan potensi pelemahan," kata Dennies dalam risetnya. 

Selain lonjakan kasus, pada awal pekan ini investor akan mencermati beberapa data ekonomi dari dalam negeri seperti data penjualan retail dan neraca perdagangan. "Investor juga akan mencermati perkembangan terkait ketegangan Rusia dan Ukraina yang menekan bursa saham secara global," ujar dia menambahkan. 

IHSG akan bergerak di rentang support 6.752–6.783 dan resistance 6.835–6.856. Beberapa saham perbankan seperti BBCA BBRI, CTRA, MNCN, TOWR, MDKA, dan ESSA dia rekomendasikan pada perdagangan hari ini.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya berpendapat senada. IHSG diprediksi bergerak terbatas setelah mencetak rekor ATH (all time high) belum lama ini, dengan potensi menguat terbatas.

“Meskipun arus modal masuk (capital inflow) tercatat secara year to date kembali masuk ke pasar modal Indonesia secara signifikan,” katanya melalui riset harian.

Dia menambahkan, pergerakan pasar modal global dan regional pun akan memengaruhi laju IHSG.

Mengacu pada analisis teknikal, William memproyeksi IHSG akan melaju di kisaran 6.698–6.876. Saham-saham pilihannya, yakni: AALI, BBCA, BBNI, INDF, JSMR, ITMG, dan SMGR.

Sebagai informasi, IHSG terkoreksi 0,11 persen di level 6.815 pada akhir pekan lalu, Jumat (11/2) seiring dengan melemahnya bursa Amerika Serikat (AS) karena data perekonomian yang  memicu aksi jual. Dari pasar domestik, laju kasus Covid-19 masih menjadi sentimen utama.

Prospek pemulihan ekonomi

Kenaikan inflasi AS yang melampaui ekspektasi konsensus menuai respons negatif dari pelaku pasar. Penyebaran Omicron pun jadi perhatian utama para pelaku pasar, khususnya berhubungan dengan prospek tren pemulihan ekonomi.

Menurut Analis PIlarmas Investindo Sekuritas, usaha Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan merupakan langkah yang tepat. Kenaikan kasus Omicron awal tahun ini tak akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2022.

Gubernur BI, Perry Warjiyo sebelumnya menyatakan optimisme pertumbuhan ekonomi mampu mencapai 4,7 persen–5,5 persen di tahun ini.

Penopang pemulihan ekonomi tahun ini diprediksi datang dari peningkatan konsumsi dengan naiknya mobilitas setelah Omicron. Ditambah dengan menguatnya investasi, ekspor dan impor, serta dukungan pemerintah. Begitu pula dengan akselerasi vaksinasi dan pemberian stimulus kebijakan pemerintah.

“Pemulihan ekonomi domestik juga akan disokong pemulihan ekonomi global yang berlanjut seiring dengan percepatan vaksinasi dan berlanjutnya kebijakan yang ekspansi,” imbuh tim analis Pilarmas, diwakili oleh Associate Director of Research and Investment, Maximilianus Nico Demus.

Menurutnya, keberlanjutan pemulihan ekonomi global tercermin dalam kinerja sejumlah indikator pada awal 2022. Contoh: data purchasing managers index, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat di tengah merebaknya Omicron.

Ketidakpastian ekonomi global

Namun demikian, BI tetap menekankan, perekonomian dunia masih berhadapan dengan ketidakpastian pasar keuangan yang naik di tengah percepatan kebijakan normalisasi negara maju—khususnya AS dan Eropa.

Hal ini merupakan respons terhadap inflasi yang melambung di negara-negara maju, khususnya karena gangguan pasokan akibat kenaikan kasus Covid-19 Omicron dan konflik geopolitik. “Berpotensi mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas Nico dalam risetnya, Senin (14/2).

Berdasarkan analisis teknikal, Nico memproyeksi IHSG akan bergerak melemah di level 6.773–6.874. EXCL, TOWR, dan ISAT merupakan tiga saham pilihannya hari ini.

Related Topics