MARKET

Investor Menanti Hasil Rapat BI, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas

IHSG juga masih dibayangi lonjakan kasus Covid-19

Investor Menanti Hasil Rapat BI, IHSG Diprediksi Menguat TerbatasKaryawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
10 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan kembali menguat pada Kamis (10/2) pagi. Investor akan mencermati hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) perihal penetapan suku bunga yang akan digelar pada hari ini.

Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat di level 6,834.60 atau naik 0,66% di tengah ketidakpastian serta dari dalam negeri dan tingginya kasus Covid baru secara harian.

Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper menyatakan, tingginya kasus harian Covid-19 juga masih membayangi pergerakan IHSG hari ini. Jika jumlah kasus terus naik, maka hal itu akan berisiko bagi pemulihan perekonomian.

Sebagai informasi, kasus infeksi Covid-19 bertambah 46.843 pada Rabu (9/2), sehingga total hingga saat ini ada 4.626.936 kasus di Indonsia sejak awal pandemi 2020 lalu. 

“Secara teknikal, indeks masih berada dalam tren penguatan," kata Dennies dalam risetnya. 

Dengan demikian, IHSG diperkirakan berada berada di level support 6.779–6.806 dan resistance 6.850–6.867.  Dennies memilih saham MNCN, PTPP, BSDE, BBCA, BBRI, BBTN, ERAA, TBIG, IRRA, dan AMRT sebagai rekomendasi hari ini. 

Sementara itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya juga memprediksi IHSG bakal mengalami penguatan terbatas. Penopangnya adalah capital inflow dan fundamental ekonomi nasional yang dinilai masih baik.

Berkat sentimen itu, IHSG akan bergerak di level support 6.698 dan resistance 6.876. Sejumlah saham yang dia soroti hari ini, yakni: ADHI, BBCA, JSMR, ITMG, ICBP, TBIG, TLKM, dan SMGR.

Stimulus fiskal sebagai harapan ekonomi

Demi mengakselerasi pemulihan ekonomi, investor menaruh harapan pada stimulus fiskal dari pemerintah. Menanggapi itu, pemerintah selaku pemilik kebijakan berupaya memaksimalkan stimulus pada kuartal I 2022 guna menghindari risiko perlambatan ekonomi; sumber kekhawatiran para pelaku pasar saat ini.

Beberapa kebijakan yang diterapkan, yakni dukungan terhadap sektor properti dengan memperpanjang diskon penjualan rumah lewat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) hingga September 2022. Meski diperpanjang, nominal diskon dikurangi.

Rumah dengan harga di bawah Rp2 miliar yang awalnya mendapat diskon PPN 100 persen, kini hanya menerima potongan 50 persen. Begitu pula dengan rumah dengan harga Rp2 miliar–Rp5 miliar yang potongan PPN-nya turun dari 50 persen menjadi 25 persen.

Selain itu, ada pula keringanan khusus terhadap perubahan perumahan dari status Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PPG). Para pemerintah daerah mesti merampungkan urusan itu demi memangkas bottleneck PPN DTP perumahan.

Selain itu, untuk mendorong konsumsi nasional, pemerintah pun memperpanjang insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM otomotif). Di dalamnya terdapat dua skema: insentif untuk kendaraan LCGC (low-cost green car) dan mobil seharga Rp200 juta–Rp250 juta dengan kapasitas mesin hingga 1.500 cc.

Secara detail, nominal PPnBM untuk mobil LCGC adalah 0 persen pada kuartal I 2022, 1 persen pada kuartal II 2022, dan 2 persen pada kuartal III 2022. Sementara untuk segmen mobil, insentif hanya berlaku pada triwulan awal tahun ini, dengan potongan 50 persen.

Penyaluran bantuan sosial (bansos) dan dukungan usaha (seperti bantuan tunai kepada PKL, pemilik warung dan nelayan) juga kembali berjalan. Ada pula subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) 3 persen hingga Juni 2022.

Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus dan tim, stimulus itu diharapkan mampu menopang laju perekonomian Tanah Air di tengah pengetatan mobilitas akibat gelombang tiga Covid-19.

“Dilain sisi, kita tentu berharap penanganan pandemi di kuartal I 2022 ini dapat teratasi dengan baik. Sehingga akselerasi pemulihan dapat berlanjut di awal tahun ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut, berdasarkan analisis teknikal, Nico dan tim memproyeksikan IHSG akan menguat terbatas di level 6.780–6.860. Saham-saham pilihannya, yakni: HEAL, LSIP, dan KLBF yang baru saja mengumumkan rencana buyback saham.

Related Topics