MARKET

Mengenal 4 Indeks Berbasis ESG di BEI

BEI punya sejumlah indeks berprinsip ESG, apa saja?

Mengenal 4 Indeks Berbasis ESG di BEIBisnis berkelanjutan dengan ESG. (Pixabay/Geralt)
30 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Isu lingkungan tengah menjadi sorotan di tengah ancaman perubahan iklim dunia. Sejumlah perusahaan pun tak mau ketinggalan, bisnis berkelanjutan berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) akhirnya menjadi faktor penting bagi perusahaan.

Tidak sedikit investor yang mempertimbangkan laporan ESG sebelum memutuskan menanamkan modalnya. Guna mempermudah investor, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan berbagai indeks berbasis ESG. Di dalamnya, terdapat deretan saham emiten dengan performa ESG yang baik serta likuid. 

Belum lama ini, BEI bahkan meluncurkan dua indeks terbaru terkait ESG berisi emiten dengan kinerja ESG yang melampaui rata-rata performa sektor. Apa saja indeks berbasis ESG yang ada di BEI? Berikut rinciannya. 

Indeks SRI-KEHATI

BEI menggandeng Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI) merilis indeks ini pada 8 Juni 2009 silam. Metode penghitungannya adalah capped free float adjusted market capitalization weighted average.

Daftar tersebut meninjau performa harga saham miliki 25 perusahaan publik dengan kinerja baik dalam mengutamakan usaha-usaha keberlanjutan; sadar atas masalah lingkungan hidup, sosial, serta tata kelola perusahaan (Sustainable and Responsible Investment (SRI).

Untuk bisa masuk ke indeks Sri-KEHATI, ada tiga tahap penyaringan, yakni: penyaringan aspek keuangan dan likuiditas, penyaringan bisnis inti, dan penilaian aspek ESG perusahaan.

Indeks IDX ESG Leaders

Indeks ini meluncur pada akhir 2020; mengukur kinerja harga saham dengan penilaian ESG baik. Daftar emiten yang masuk pun dipastikan tak berkaitan dengan kontroversi serta memiliki likuiditas, transaksi, serta keuangan yang baik.

Penilaiannya ESG dan analisis kontroversinya sendiri dilakukan oleh analis berkelanjutan (sustainalaytics). Lebih lanjut, penghitungannya menggunakan metode capped free float adjusted market capitalization weighted dan ESG Tilt Factor.

Related Topics