MARKET

IHSG Berpeluang Terkoreksi Menjelang Rapat BI

Investor lebih konservatif menjelang pengumuman suku bunga

IHSG Berpeluang Terkoreksi Menjelang Rapat BIANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

by Tanayastri Dini Isna KH

09 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksi kembali melemah terbatas pada perdagangan Rabu (9/2). Sikap investor akan lebih konservatif menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan pengumuman suku bunga diperkirakan akan menahan laju indeks. 

Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan dalam risetnya mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low namun indikator stochastic menunjukkan deadcross.

"Ini mengindikasikan rentang penguatan terbatas. Dengan demikian, IHSG hari ini berisiko kembali terkoreksi," kata  risetnya, dikutip Rabu (9/2).

IHSG akan melaju di rentang support 6.729–6.759 dan resistance 6.839–6.889. Dennies menyoroti saham-saham dalam perdagangan hari ini: MNCN, PTPP, BSDE, BBCA, BBRI, BBTN, PGAS, DSNG, dan ERAA.

Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas juga melihat adanya tren pelemahan terbatas pada laju IHSG yang disebabkan oleh kondisi ekonomi dalam negeri yang menantang.  

Menurutnya, IHSG akan bergerak di kisaran support 6.698 dan resistance 6.876. Saham-saham yang dia soroti, di antaranya AALI, ASII, BBNI, BMRI, ASRI, UNVR, dan SMRA.

Pasar modal dibayangi pergerakan kasus Covid-19

Sebelumnya, IHSG mengakhiri perdagangan Selasa (8/2) dengan pelemahan 0,22 persen. Itu terjadi akibat aksi profit taking dan kekhawatiran terhadap kenaikan kasus Covid-19 domestik yang tinggi dalam sebulan belakangan.

Secara detail, kasus corona di DKI Jakarta sudah melewati 15.800, sedangkan titik kulminasi Delta di Ibu Kota tahun lalu hanya 14.600. Di Banten, konfirmasi corona sudah berjumlah 4.800, di atas puncak kasus Delta yang mencapai 3.900.

Vaksinasi dan pembatasan mobilitas pun diharap mampu mengendalikan gelombang tiga Covid-19. Setidaknya, kini ada 37 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali yang mengimplementasikan PPKM Level 3. Namun belum ada yang menerapkan Level 4.

Pelaksanaan PPKM Level 3 di Jabodetabek, Bali, Yogyakarta, dan Bandung Raya pun jadi sorotan para pelaku pasar. Tahun lalu, gelombang 2 yang terjadi akibat merebaknya varian Delta pada kuartal kedua telah berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara saat ini, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi, sebaran kasus Omicron Jakarta, Banten, dan Bali telah melampaui jumlah infeksi harian Delta waktu itu.

Terlebih, Bed Occupancy Rate  (BOR)menurut Kemenkes saat ini ada di level 24,77 persen dari total 82.521 tempat tidur secara nasional. Karena itu, hanya pasien bergejala sedang dan berat saja yang akan dirawat di RS.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, pelaku pasar sejauh ini masih bisa menoleransi peningkatan angka Covid-19 sehingga kans penguatan IHSG bisa terjaga. Data perekonomian Indonesia juga masih menopang penguatan IHSG meski ada sentimen negatif.

“Namun kami sendiri juga tidak bisa menutup mata dengan pertanyaan, apakah IHSG masih bisa terjaga trend positifnya apabila memasuki level 4?” Tanyanya dalam riset harian.

Berdasarkan analisis teknikal, Pilarmas memprediksi IHSG akan melemah terbatas di level 6.730–6.832, tapi masih ada potensi menguat. ADRO, PTBA, dan PWON menjadi saham yang disoroti oleh Nico dan tim hari ini.