MARKET

Investor Pantau Kenaikan Kasus Covid-19, IHSG Diproyeksi Melemah

Investor juga masih menunggu rilis data FDI.

Investor Pantau Kenaikan Kasus Covid-19, IHSG Diproyeksi MelemahIlustrasi Bursa Saham. (ShutterStock/Frame China)
25 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah, Selasa (25/1), setelah terkoreksi 1,05 persen pada akhir perdagangan, Senin (24/1). IHSG berpotensi tetap melaju di zona merah seiring sentimen negatif dari lonjakan kasus Covid-19. 

Jumlah kasus Covid-19 terus meningkat. Pada Senin (24/1), terdapat tambahan 2.927 kasus baru, dimana 1.993 kasus berada di Jakarta. Total kasus Corona di Indonesia hingga hari ini berjumlah 4.289.305 kasus. 

Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper menyebutkan beberapa analisis teknikal yang menunjukkan kans melemahnya IHSG pagi ini. “Candlestick membentuk bearish harami dengan stochastic yang mengalami deadcross,” kata Dennies dalam risetnya. 

Selain perkembangan laju Covid-19, pelaku pasar akan mencermati data FDI (foreing direct investment) sebagai salah satu indikator perekenomian dalam negeri. 

Dengan sentimen ini, IHSG diperkirakan melemah di level support 6.603–6.629 dan resistance 6.696–6.737. Bahkan, IHSG berpotensi loyo sampai resistance terdekat MA50.

Beberapa saham yang dia rekomendasikan untuk dipertimbangkan di antaranya MNCN, PWON. WEGE, MEDC, SMGR, DSNG, BFIN, dan DMAS.

Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, indeks berpeluang bergerak terkonsolidasi dipengaruhi sejumlah sentimen pasar global dan regional, nilai tukar hingga tren harga komoditas.

Karena itu, ia meramalkan IHSG berpeluang bergerak terkonsolidasi wajar di level support  6.606 dan resistance 6.743. William menandai sejumlah saham untuk perdagangan pagi ini. Dari AALI, AKRA, BBNI, CTRA, GGRM, ITMG, TLKM, dan SMGR.

Situasi Geopolitik dan Sentimen Global

Pilarmas Investindo Sekuritas  dalam risetnya memaparkan sejumlah sentimen global yang diwaspadai dapat mempengaruhi pasar.

Sentimen pertama datang dari kabar invasi Rusia ke Ukraina. Ketegangan kedua negara meningkat akhir-akhir ini terlebih ketika 100.000 pasukan Rusia yang menginjakkan kaki di berbagai penjuru perbatasan Ukraina. Kondisi itu diprediksi akan memburuk dan belum ada tanda kesepakatan perdamaian kedua pihak. 

Para penasihat politik Rusia, ukraina, Prancis, dan Jerman bakal berdiskusi dalam format Normandia di Ukraina Timur di Paris.  Amerika Serikat (AS) masih bersikeras mengadakan dialog dengan Rusia walau tetap membantu pertahanan sebagai langkah preventif. Inggris juga mengaku siap mendukung jika Rusia menyerang.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus dan tim mengatakan, perkembangan Omicron, geopolitik, ada inflasi, dan The Fed akan menghiasi pasar.

"Pasar akan mencermati setiap situasi dan kondisi yang terjadi," kata Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus dalam risetnya, Selasa (25/1). 

Dari segi ekonomi, Bank Sentral AS tengah bersiap meningkatkan suku bunga di paruh pertama 2022. Hal itu berpotensi membuat hasil treasury lebih tinggi dan nilai tukar dolar menguat, sehingga berisiko menarik aliran modal dari pasar negara berkembang.

Belum lagi, beberapa bulan terakhir teradapat  sejumlah tekanan rupiah, meskipun pergerakannya masih mampu bertahan baik di tengah percepatan kebijakan The Fed. Komunikasi The Fed yang cukup transparan dianggap menekan risiko. 

“Meskipun masih ada risiko yang dapat memicu pembatalan tiba-tiba sentimen terhadap pasar negara berkembang di Asia Pasifik,” ujarnya. 

Dengan sentimen ini, Nico memprediksi IHSG bergerak melemah di level 6.611–6.713 dengan saham yang ia rekomendasikan INKP, AKRA, dan ESSA.

Related Topics