MARKET

Permintaan Tinggi, United Tractors Naikkan Target Penjualan Komatsu

Target jual Komatsu naik dari 4.800 unit jadi 5.500 unit.

Permintaan Tinggi, United Tractors Naikkan Target Penjualan KomatsuEmiten ASTRA Group, PT United Tractors Tbk atau UNTR. (Website UNTR)

by Tanayastri Dini Isna KH

13 September 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten alat berat dan pertambangan Astra Group, PT United Tractors Tbk (UNTR), naikkan target penjualan alat berat Komatsu 2022 seiring meningkatnya tren penjualan hingga saat ini.

Direktur United Tractors, Iwan Hadiantoro, mengatakan semula perseroan menargetkan penjualan alat berat target 4.800 unit hingga akhir tahun, namun target itu ditingkatkan menjadi 5.500 unit. Sebanyak 1.000 di antaranya bakal dipasarkan ke segmen bisnis pertambangan.

“Ini (kenaikan target) didorong oleh harga komoditas, sehingga penjualan kami tergiring naik dengan cepat, pembatasnya kemampuan principal. Kalau kami turuti permintaan kuantitasnya bisa bertambah,” ujarnya dalam public expose expo Bursa Efek Indonesia secara virtual, Senin (12/9).

Sepanjang Januari-Juli 2022, United Tractors telah menjual 3.399 unit alat berat Komatsu, melonjak 117 persen (YoY) dari 1.564 unit. Sektor pertambangan menyumbang penjualan alat berat terbanyak dengan 62 persen, disusul konstruksi (18 persen), kehutanan (11 persen), dan perkebunan (9 persen).

Adapun, selain Komatsu, segmen bisnis mesin konstruksi UNTR juga menjual kendaraan UD Trucks dan Scania, namun masing-masing brand ini turun 3 persen dan 69 persen. 

Dari segi pendapatan bersih spare parts dan services, perseroan juga mencatat pertumbuhan 36 persen dari Rp3,55 triliun menjadi Rp4,82 triliun. Jika diakumulasikan, pendapatan bersih segmen mesin konstruksi perseroan mencapai Rp17,4 triliun pada paruh pertama 2022, melonjak 86 persen (YoY) dari Rp9,39 triliun.

Kinerja bisnis UNTR lainnya

Di bisnis kontraktor penambangan, produksi batu bara UNTR turun 12 persen (YoY) dari 68,9 juta ton menjadi 60,6 juta ton pada Januari sampai Juli 2022. Sedangkan, pemindahan tanahnya naik 7 persen (YoY) dari 485,7 juta bcm jadi 519,2 juta bcm.

Penjualan batu bara di bisnis pertambangan batu bara pun menurun 8 persen (YoY), dari 7.1112 ton jadi 6.573 ton. Begitu juga dengan penjualan setara emas, segmen pertambangan emas, yang tergerus 17 persen (YoY), dari 204 ribu ons jadi 168 ribu ons.

Di luar bisnis mesin konstruksi, UNTR juga membukukan pendapatan bisnis kontraktor pertambangan perseroan tumbuh dari Rp15,44 triliun jadi Rp19,95 triliun. Ke depan, perseroan yakin sektor itu masih prospektif walaupun kontrak dengan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) tak berlanjut per Juli 2021.

Perseroan berdalih tetap memperoleh penjualan dari klien existing lainnya. “Seiring dengan pulihnya segmen batu bara, pelanggan existing meminta kami bekerja tambang produksi lagi. Kami sudah tambah alat dan diharapkan tambahan volume dari pelanggan lain bisa tutupi (kehilangan ADRO),” jelas Direktur UNTR, Iwan Hadiantoro.

Pendapatan segmen pertambangan batu bara perseroan melonjak dari Rp7,49 triliun jadi Rp18,68 triliun di semester-I 2022. Di sisi lain, pendapatan dari konstruksi industrinya turun dari Rp636 miliar jadi Rp476 miliar; begitu pun segmen pertambangan emas perseroan yang pendapatannya terkoreksi dari Rp4,34 triliun jadi Rp3,88 triliun. Perseroan juga mulai mencatatkan pendapatan bersih dari segmen energi, senilai Rp13 miliar.

Secara total, pendapatan bersih UNTR melonjak 62 persen (YoY) dari Rp37,31 triliun jadi Rp60,44 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini.