MARKET

Laba United Tractors Naik 129% Semester I 2022

Pendapatan United Tractors juga melonjak 62 persen.

Laba United Tractors Naik 129% Semester I 2022Emiten ASTRA Group, PT United Tractors Tbk atau UNTR. (Website UNTR)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan alat berat, PT United Tractors tbk (UNTR) membukukan laba bersih senilai Rp10,4 triliun pada semester awal 2022. Laba tersebut meroket 129 persen (YoY), dari Rp4,5 triliun.

Laba kotor perseroan juga melesat 106 persen dari Rp8,02 triliun menjadi Rp16,51 triliun. Begitu pula dengan laba per saham yang melonjak 131 persen jadi Rp2.776 per lembar, dari Rp1.211 per lembar.

Pertumbuhan kinerja itu terjadi berkat lonjakan pendapatan sejumlah segmen usaha. Pendapatan bersih perseroan tercatat naik 62 persen (YoY), dari sebelumnya Rp37,3 triliun menjadi Rp60,4 triliun. Tiga kontributor utama dalam pencapaian pendapatan itu, yakni: kontraktor penambangan (33 persen), pertambangan batu bara (31 persen), dan mesin konstruksi (29 persen).

Segmen mesin konstruksi

Secara khusus, pendapatan usaha di segmen ini melesat 86 persen (YoY) menjadi Rp17,4 triliun. Salah satu pendorong pertumbuhan adalah naiknya penjualan alat berat Komatsu hingga 111 persen (YoY), dari 1.361 unit tahun lalu menjadi 2.873 unit dan memimpin pasar alat berat dnegan pangsa pasar 28 persen.

Selain itu, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mencatatkan kenaikan kinerja 36 persen (YoY) ke Rp4,8 triliun.

Penjualan UD Trucks turun dari 289 unit ke 258 unit. Scania sama, penjualannya berkurang dari 346 unit ke 111 unit. “Itu karena adanya kendala pasokan produk,” tulis manajemen dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (29/7).

Segmen kontraktor penambangan

Anak usaha perusahaan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat pendapatan segmen kontraktor penambangan UNTR tercatat tumbuh 29 persen (YoY) dari Rp15,4 triliun menjadi Rp20,0 triliun.

Adapun, volume produksi batu bara tertekan 13 persen (YoY) dari 58 juta ton ke 50 juta ton. Tapi, volume pekerjaan pemindahan tanah meningkat 7 persen menjadi 437 juta bcm, dengan rerata stripping ratio 8,7 kali—naik dari 7,1 kali.