MARKET

Manulife Proyeksi BI Naikkan Suku Bunga Hingga 3 Kali

Suku bunga acuan diprediksi mencapai 4-4,25% di akhir 2022.

Manulife Proyeksi BI Naikkan Suku Bunga Hingga 3 KaliShutterstock/Yu Chun Christopher Wong

by Tanayastri Dini Isna KH

09 August 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) diprediksi meningkatkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate dua hingga tiga kali pada paruh kedua 2022.

Menurut Chief Economist and Investment Strategist, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan, langkah itu akan berlangsung mulai kuartal ketiga 2022. “Kami memperkirakan suku bunga BI bakal berada di rentang 4,00 persen sampai dengan 4,25 persen hingga akhir tahun ini,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/8).

Menurutnya, kenaikan suku bunga BI tak terelakkan guna memperpendek celah dengan negara-negara lain yang sudah lebih dulu menaikkannya, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan sebagainya.

Namun, BI tak harus mengerek naik suku bunga acuan secara agresif seperti The Fed. Sebab, depresiasi rupiah tidak separah mata uang negara-negara tetangga.

Ditambah, walau inflasi umum naik, upaya pemerintah menjaga sejumlah harga barang berhasil menjaga inflasi inti di level 2,86 persen per Juli 2022; itu masih sesuai proyeksi pemerintah, yang berkisar di antara 2 persen hingga 4 persen.

Ia memprediksi, “Respon BI (berupa kenaikan suku bunga acuan) tetap dibutuhkan untuk menjaga daya saing aset finansial Indonesia. Normalisasi suku bunga BI diperkirakan tidak akan terlalu agresif sebagai upaya untuk menjaga pemulihan ekonomi di tengah inflasi yang relatif terkendali.”

Kondisi ekonomi domestik

descriptionIlustrasi pertumbuhan ekonomi. Shutterstock/Romolo Tavani

Perekonomian Indonesia disebut masih dalam siklus pemulihan ekonomi di semester kedua 2022, saat ekonomi global—seperti AS, Eropa, dan Cina—cenderung dalam kondisi normalisasi.

“Itu tercermin dari proyeksi pertumbuhan ekonominya yang kokoh dan tak mengalami revisi signifikan,” jelas Katarina. Adapun, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2022 juga masih berada di level 5,44 persn (YoY).

Lebih lanjut, indikator ekonomi Indonesia mengindikasikan potensi penguatan. Risiko resesi pun berkurang akibat kondisi fiskal serta perekonomian yang terjaga baik, seperti kontribusi konsumsi domestik yang besar; keyakinan konsumen dan penjualan ritel; penurunan angka pengangguran; serta pertumbuhan kredit hingga 10,3 persen pada Juni 2022.