MARKET

Musim Bagi Dividen BUMN dan Rilis Kinerja Emiten Diramal Dongkrak IHSG

Namun pergerakkan IHSG terbatas karena libur perdagangan

Musim Bagi Dividen BUMN dan Rilis Kinerja Emiten Diramal Dongkrak IHSGProyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
31 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan melanjutkan penguatan, Selasa (31/5) dan kembali ke level 7.000 hari ini. Sejumlah sentimen mempengaruhi laju indeks di antaranya musim rilis kinerja emiten pada kuartal pertama 2022 dan pembagian dividen.

Alhasil, IHSG diperkirakan bakal berada di rentang support 6.984 dan 6.931 dan resisten 7.079 dan 7.121.

"Namun, laju IHSG masih terbatas akibat perdagangan yang memendek akibat libur di tengah pekan," kata Analis riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, Selasa (31/5).

Beberapa saham yang ia soroti hari ini, yakni: HMSP, BSDE, PTPP, TLKM, ERAA, TOWR, ISSP, dan JPFA.

Pada peedagangan Senin, (30/5) IHSG berhasil ditutup menguat dengan kenaikan 0,16 persen di level 7.037,56. Capaian ini sedikit melampaui resisten krusial, 7.032. Kenaikan 10 sektor mendominasi kenaikan tersebut.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova memprediksi IHSG hari ini bisa menguat ke resisten berikutnya: 7.175.

“Level support IHSG berada di 6.855, 6.789 dan 6.723, sementara level resistennya di 7.174, 7.232 dan 7.355. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi bullish,” jelasnya kepada Fortune Indonesia.

Sejumlah pilihan yang dia rekomendasikan untuk dipantau investor antara lain: BBNI, BBRI, CPIN, EXCL, dan KLBF.

Dividen BUMN dan kenaikan penerimaan negara

Ilustrasi dividen. Shutterstock/Monster Ztudio
Ilustrasi dividen. Shutterstock/Monster Ztudio

Setelah perusahaan swasta, kini tiba waktunya masa pembagian dividen emiten BUMN. Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, penerimaan negara dari pembagian dividen ditaksir mencapai Rp41 triliun.

Sektor perbankan menjadi kontributor terbesar mencapai 60 persen. Adapun emiten yang menyumbang dividen terbesar adalah BBRI sebesar Rp14 triliun. Keuntungan ini didapat berkat kepemilikan pemerintah sebesar 53,19 persen.

Berikutnya BMRI yang diprediksi menyumbang dividen Rp8,75 triliun dengan kepemilikan pemerintah 52 persen, diikuti BBNI Rp1,63 triliun ke kas negara, dengan kepemilikan 60 persen.

Sektor telekomunikasi pun tak luput memberikan dividen, lewat TLKM yang berkontribusi Rp7,74 triliun ke penerimaan negara. Begitu pula dengan Mitratel yang memberi dividen Rp360 miliar.

“Dengan kinerja emiten BUMN yang meningkat dan penerimaan dari dividen tahun ini, itu menunjukkan mayoritas BUMN sudah pulih. Meskipun masih ada yang masih berjuang menderita kerugian, sehingga tak dapat membagikan dividen,” jelasnya dalam riset.

Selain itu, pemulihan daya beli masyarakat juga berpeluang mendongkrak penerimaan perpajakan, serta program Tax Amnesty Jilid 2. Hingga saat ini, PPh yang negara terima dari program itu berjumlah RP10,66 triliun.

Karena itu, ia memprediksi, IHSG hari ini akan menguat terbatas di rentang 6.988–7.093. Saham-saham yang ia rekoemndasikan untuk dipantau, yakni: ADHI, TINS, dan LSIP.

Related Topics