MARKET

Indonet Bidik Kapasitas Kontrak Data Center Tahun Ini

Mayoritas data Indonesia masih diproses di DC Singapura.

Indonet Bidik Kapasitas Kontrak Data Center Tahun IniIlustrasi pusat data. (Pixabay/Elchinator)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perushahaan pengelola pusat data (data center) milik pengusaha Otto Toto Sugiri, PT Indointernet Tbk (EDGE) memprediksi pertumbuhan 20 persen kontrak EDGE 1 tahun ini.

EDGE 1 merupakan kapasitas pusat data pertama dengan energi terbarukan (EBT) PLN di Jakarta, yang akan diperluas pada tahun ini. Sebelumnya, pusat data EDGE 1 milik entitas anak DCII itu tercatat meraih kontrak lebih dari 60 persen dari jumlah kapasitas sebesar 6 megawatt.

Pada akhir 2022, EDGE memproyeksikan kapasitas terkontrak akan mencapai lebih dari 80 persen total kapasitas EDGE 1. “Hal itu akan meningkatkan pendapatan dan laba dari Indonet yang dikontribusikan anak perusahaan EDGE,” kata Wakil Komisaris Utama Indointernet, Otto di acara paparan publik virtual EDGE, Kamis (16/6).

Pertumbuhan permintaan layanan pusat data

Ilustrasi sebuah pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)

Otto mengaku optimistis dengan permintaan di pasar pusat data Indonesia. Sebab,  saat ini, mayoritas data penduduk Indonesia di ruang maya masih tersimpan di pusat data Singapura. Ini mengakibatkan terciptanya rata-rata latensi di atas 20 mili sekon.

Sebagai contoh, 60 juta data pengguna Facebook yang pusat datanya di Singapura. Ke depan, jika Facebook benar-benar akan mengaplikasikan konten Metavere di Indonesia, maka dibutuhkan internet dengan latensi lebih rendah.

“Dengan konten yang begitu berat, ke depan itu latensi yang diharapkan di bawah 2 mili sekon. Ini yang menjadi peluang untuk Indonet menyediakan fasilitas pusat data berlatensi rendah. Karena itu Indonet itu membangun data center di tengah kota,” jelas Otto.

Perluasan EDGE 1 dan pembangunan EDGE 2

Ilustrasi pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)