MARKET

ADHI Raup Pendapatan Rp6,3T, Analis: Kinerja Masih di Bawah Ekspektasi

ADHI menerima pembayaran LRT Jabodetabek dan Tol Sigli

ADHI Raup Pendapatan Rp6,3T, Analis: Kinerja Masih di Bawah EkspektasiSalah satu proyek ADHI. (Website ADHI)
23 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan konstruksi dan infrastruktur, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan kenaikan pendapatan 42,3 persen (YoY) pada semester pertama 2022, dari Rp4,4 triliun menjadi Rp6,3 triliun. 

ADHI juga membukukan laba bersih kumulatif mencapai Rp10,2 miliar atau tumbuh 23,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kinerja terjadi berkat kenaikan pendapatan di tengah peningkatan burn rate, serta pertumbuhan pendapatan joint venture (JV) sebesar 45 persen (YoY) menjadi Rp108 miliar.

Meski bertumbuh, Analis Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) menjelaskan, kinerja di kuartal kedua berada di bawah ekspektasi. Adapun, pendapatan di kuartal tersebut mencapai Rp2,54 triliun (+9,2 persen, YoY) dan laba bersih Rp3,4 miliar (+122,9 persen, YoY).

“Pendapatan setara 46 persen dan laba bersih setara 5 persen, dibandingkan dengan run rate selama periode pandemi yang berkisar 15 persen–29 persen,” jelas SSI dalam risetnya, dikutip Selasa (23/8).

Penyebab pelemahan laba kumulatif

Secara kumulatif, margin kotor dan margin operasional relatif ADHI lebih rendah seiring kinerja kuartal pertama 2022 yang lemah. Pertumbuhan di kuartal kedua pun terbatas, seperti pada SGA/revenue yang naik 2,9ppt (QoQ) tapi terkoreksi -0,9ppt (YoY).

“Sehingga secara kumulatif berada di 5,2 persen (-2,3ppt, YoY),” jelas SSI.

Di sisi lain, beban bunga perseroan melonjak 25,6 persen YoY menjadi Rp439 miliar dan terdapat kenaikan porsi minority interest. Dengan demikian, laba bersih pada semester pertama 2022 hanya mencapai Rp10 miliar.

Kas masuk dari pembayaran proyek LRT

Pada semester pertama 2022, ADHI menerima realisasi pembayaran dari dua proyek besar yang sedang digarap, yakni Proyek LRT Jabodetabek Fase I senilai Rp1,6 triliun dari pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero). Kas masuk berikutnya datang dari Proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh senilai Rp1,2 triliun dari PT Hutama Karya (Persero).

Adapun, total ekuitas ADHI pada paruh awal 2022 naik 7,2 persen (YoY) dari Rp5,7 triliun menjadi Rp6,1 triliun. Pertumbuhan itu salah satunya disebabkan oleh IPO  anak usaha, PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP). Selain itu, total aset perseroan mencapai Rp39,2 triliun; dengan liabilitas sejumlah Rp33,2 triliun atau lebih rendah dari periode serupa tahun lalu yang mencapai Rp34,2 triliun.

“Penurunan liabilitas dan kenaikan ekuitas di semester I 2022 ini mengindikasikan ADHI tengah berupaya terus menguatkan struktur permodalan dan mengendalikan rasio likuiditas,” jelas perseroan.

Harapannya, pembayaran dua proyek raksasa itu bisa meningkatkan likuiditas ADHI guna mendukung akselerasi penyelesaian proyek-proyek perseroan, khususnya proyek strategis nasional.

Related Topics