MARKET

Terancam Delisting Bursa Akibat Gagal Bayar, Waskita Beton Buka Suara

Waskita Beton harap BEI segera cabut suspensi dagang saham.

Terancam Delisting Bursa Akibat Gagal Bayar, Waskita Beton Buka SuaraKantor Pusat Waskita Karya (Sumber: setiapgedung.web.id)
03 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) buka suara ihwal risiko delisting saham, setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan suspensi perdagangan. Hal itu diakibatkan proses gagal bayar (default) perseroan atas kupon obligasi PUB I Tahap II pada Januari lalu.

Gagal bayar itu terjadi karena Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menetapkan WSBP dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 25 Januari 2022. Alhasil, perseroan diganjar status “mandatory standstill”.

“Berdasarkan hasil putusan Majelis Hakim PN Jakarta, Selasa (28/6), status PKPU WSBP resmi sudah berakhir,” ujar Corporate Secretary Waskita Beton Precast, Fandy Dewanto, dalam keterangannya, Rabu (3/8).

Manajemen WSBP berharap seiring putusan tersebut, otoritas bursa dapat mencabut suspensi perdagangan saham setelah ada putusan perdamaian yang inkracht atau berkekuatan hukum tetap. Dengan begitu, para pemegang saham bisa memperoleh manfaat lagi.

Saat ini WSBP masih menunggu putusan perdamaian PKPU yang inkracht. Status tersebut belum bisa diperoleh karena ada permohonan kasasi oleh Bank DKI, salah satu kreditur WSBP. Namun, manajemen mengaku akan mengawal proses itu.

Berdasarkan hasil pengambilan suara pada 17 dan 20 Juni 2022, 80,6 persen secara nilai utang dan 88,9 persen secara headcount kreditur separatis, serta 92,8 persen secara nilai utang dan 96,4 persen secara headcount kreditur konkuren menyetujui berakhirnya PKPU.

Upaya pemulihan kinerja

Gedung Waskita Karya.
Gedung Waskita Karya.(Liveflickr)

Untuk mengakselerasi pemulihan kinerja operasional dan keuangan setelah pandemi Covid-19, WSBP menjalankan strategi berupa: fokus pada proyek Waskita Group. Khususnya, proyek PMN (penyertaan modal negara) dan proyek pemerintah.

Perseroan juga mengefisiensi biaya lewat manajemen rantai pasokan yang lebih baik, rasionalisasi organisasi dan aset, mengoptimalisasi belanja modal, mengelola arus kas, inovasi produk, hingga ekspansi ke pasar ritel lewat saluran e-commerce.

Hasilnya, pada kuartal pertama 2022, nilai kontrak baru WSBP tumbuh 28 persen (YoY). Pendapatan usaha juga terdongkrak 44 persen (YoY), ditambah penurunan beban operasi 19 persen (YoY), dan perbaikan skor impelementasi GCG pada 2021—dari 82,25 jadi 85,65.

Related Topics