MARKET

Mengenal Apa Itu Window Dressing hingga Tips Menghadapinya

Window dressing adalah fenomena khusus di dunia keuangan.

Mengenal Apa Itu Window Dressing hingga Tips MenghadapinyaDok. Shutterstock/SEVENNINE_79

by TanayastriJordy

11 December 2023

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Dalam dunia Investasi, terdapat sejumlah strategi yang digunakan oleh perusahaan dan manajer investasi untuk meningkatkan citra portofolio, terutama ketika melibatkan laporan keuangan yang akan diperlihatkan kepada para pemegang saham dan publik. 

Salah satu taktik yang cukup dikenal, meski terkadang kurang disadari oleh investor adalah yang dikenal sebagai Window Dressing (WD).

Window dressing adalah suatu praktik yang dilakukan untuk membuat hasil investasi terlihat lebih menguntungkan daripada yang sebenarnya.

Jelang akhir tahun seperti ini, frasa itu semakin sering muncul. Associate Director Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, investor menunggu-nunggu fenomena window dressing. “Strategi itu sudah mulai dilakukan memasuki kuartal akhir, tapi puncaknya ada di Desember,” katanya. 

Melalui pembahasan kali ini, Anda akan mengetahui secara tuntas mengenai window dressing, mulai dari cara kerja, hingga tips menghadapi window dressing saham.

Apa itu window dressing?

Pengertian Laporan Perubahan Modal. (Shutterstock/wutzkohphoto)

Malansir Investopedia, window dressing mengacu pada strategi manajer portofolio guna meningkatkan kinerja dana sebelum mempresentasikannya kepada klien atau pemegang saham. 

Pada taktik itu, pengelola dana akan menjual saham yang rugi besar, lalu membeli saham dengan harga terbang tinggi menjelang akhir kuartal atau akhir tahun.

Misalnya, Anda melego saham perusahaan teknologi yang harganya merosot selama beberapa bulan ini, lalu menggantinya dengan saham perbankan dengan pergerakan saham yang apik–menghijau sampai harganya terus naik.

Cara kerja window dressing

Window dressing biasanya terjadi menjelang akhir periode pelaporan, yakni pada akhir tahun (bulan Desember). 

Manajer investasi berupaya ‘mempercantik’ portofolio mereka dengan membeli saham yang performanya tinggi untuk sementara sebelum akhir tahun. 

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rata-rata performa portofolio dan membuatnya terlihat lebih baik daripada benchmark indeks atau ekspektasi investor.

Setelah periode pelaporan berakhir, manajer investasi kembali menjual saham-saham yang dibelinya secara taktis. 

Hal ini dimaksudkan untuk mengambil keuntungan dari kenaikan harga sementara yang mungkin terjadi dan untuk memperoleh imbal hasil.

Setelah menjual saham-saham tadi, manajer investasi juga mengembalikan portofolio ke kondisi semula atau membuat penyesuaian strategis yang sesuai dengan tujuan jangka panjang.

Portofolio sementara yang terlihat menguntungkan inilah yang dapat meningkatkan kepuasan klien dan menarik minat investor potensial. Lantas, apa dampak window dressing terhadap saham?