NEWS

Bahlil: Hilirisasi Buat Negara Berkembang Lebih Cepat jadi Negara Maju

Ekspor komoditas bisa naik berlipat dengan hilirisasi.

Bahlil: Hilirisasi Buat Negara Berkembang Lebih Cepat jadi Negara MajuMenteri Investasi, Bahlil Lahadalia, usai Rapat terbatas bersama Presiden, Senin (30/1). (Tangkapan layar)
31 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam dan melakukan hilirisasi mampu lebih cepat menjadi negara maju.

Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sudah memiliki peta jalan hilirisasi dengan prototipe komoditas nikel. “Jadi, selama ini kita bicara hilirisasi, (tapi) peta jalan besarrnya belum ada. Alhamdulilah, kami tadi sudah laporkan dengan total investasi sampai dengan 2040, sebesar US$545,3 miliar. Tahapannya kami juga sudah bahas secara teknis,” ujarnya usai rapat terbatas dengan Presiden, Senin (30/1).

Bahlil menyebutkan bahwa peta jalan ini akan terbagi menjadi 8 bagian dengan 21 komoditas. Adapun prototipe hilirisasi komoditas nikel akan menjadi acuan untuk komoditas lain, mulai dari bauksit, timah, migas, sampai pada sektor lain, seperti perkebunan, pangan, sampai perikanan.

Hilirisasi jadi instrumen

Pembangunan proyek hilirisasi batu bara jadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatra Selatan, diperkirakan mendatangkan investasi.
Pembangunan proyek hilirisasi batu bara jadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatra Selatan, diperkirakan mendatangkan investasi. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Menurut Bahlil, ke depan Indonesia akan fokus kepada peningkatan nilai tambah dengan hilirisasi menjadi instrumennya. “Hal ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari komunike bersama di G20, paragraf 37. Hilirisasi, nilai tambah, dan kolaborasi menjadi satu kesepakatan, dan kita harus sudah mempunyai peta jalan itu,” katanya.

Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Investasi menentukan prioritas dna langkah mendorong investasi saat ini. “Katakanlah sekarang kita menyetop nikel, kemudian bauksit, ke depan apa lagi? Seperti timah atau tembaga yang sebentar lagi,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, Indonesia akan segera menyetop ekspor bauksit mentah yang dimulai dengan realisasi pencarian investasi untuk memberi nilai tambah pada bauksit. “Yang kedua tembaga, sebentar lagi, bulan Juli akan stop secara undang-undang. Kami sedang mencari formulasinya, bagaimana smelter-smelter yang belum selesai, contoh, di NTB dan Freeport,” ujarnya.

Konsistensi

Presiden Jokowi bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia beserta jajarannya, di Istana Merdeka, Senin (30/1).
Presiden Jokowi bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia beserta jajarannya, di Istana Merdeka, Senin (30/1). (dok. Setpres)

Related Topics