NEWS

Bagaimana Dampak Parasetamol di Teluk Jakarta ke Manusia?

Kandungan parasetamol capai 420-610 nanogram ng/L.

Bagaimana Dampak Parasetamol di Teluk Jakarta ke Manusia?Ilustrasi pencemaran parasetamol. (ShutterStock/P_galasso2289)
05 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Peneliti Oseanografi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wulan Koagouw,  mengatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak konsentrasi tinggi zat aktif parasetamol yang ditemukan di Teluk Jakarta pada manusia. Menurutnya, kemungkinan efeknya kecil.

“Saya belum lihat efeknya pada manusia. Secara logika, karena konsentrasinya lebih rendah dibanding parasetamol yang kita minum, harusnya, efeknya lebih kecil. Tetapi, tentu saja semua harus dikonfirmasi dulu,” kata Wulan seperti dikutip Antara (4/10).

Zainal Arifin, peneliti Oseanografi BRIN lain yang menjadi rekan Wulan, menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan baru sampai pada tahap temuan konsentrasi parasetamol yang relatif tinggi saja, belum sampai mendalami dampaknya pada manusia.

“Tapi, mungkin secara teori, seperti banyak jalan menuju Roma, artinya banyak sumber yang potensial (jadi pencemar) masuk ke muara Angke dan Ancol,” ujar Zainal dalam Sapa Media virtual tentang Limbah Farmasetika di Perairan Teluk Jakarta, pada Senin (4/10).

Perkiraan sumber pencemaran

Zainal mengungkapkan bahwa studi pustaka yang dilakukan menunjukkan 60-80 persen pencemaran di wilayah pesisir memang datang dari daratan. Maka, besar kemungkinan sumber kandungan parasetamol di Teluk Jakarta berasal dari daratan.

“Banyak sumbernya, mungkin yang sederhana bisa dari gaya hidup publik, dari obat-obat kedaluwarsa yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, atau juga instalasi pengelola air limbah yang tidak dikelola dengan baik,” kata Zainal.

Bila merunut teori yang ada, kata Zainal, limbah parasetamol di perairan Teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, seperti ekskresi konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, serta industri farmasi. “Ada penelitian, saya baca, bahwa konsentrasi sejenis parasetamol di daerah Brebes, Pekalongan memang konsentrasinya tidak setinggi dengan yang di pantai Jakarta. Kita bisa paham karena daerah pertanian itu tidak ada industri,” ujarnya.

Kandungan parasetamol di Teluk Jakarta

Sebelumnya, Wulan Koagouw dan Zainal Arifin serta George WJ Oliver dan Corina Ciocan, mendeteksi adanya parasetamol di Teluk Jakarta. Hasil studi ini dimuat dalam jurnal Marine Pollution Bulletin. Daerah yang menjadi sasaran riset mereka sejak 2017 adalah Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing, serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah, yakni Pantai Eretan.

Hasilnya, di Teluk Eretan tidak terdeteksi kandungan parasetamol. Namun, penelitian tersebut mendapati konsentrasi parasetamol yang cukup tinggi di Teluk Jakarta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait paparan pada sejumlah organisme di kawasan tersebut, terutama dampak pada peternakan kerang di sekitarnya.

Pada penelitian yang dilakukan, awalnya didapati konsentrasi parasetamol di Teluk Jakarta relatif tinggi, yakni 420-610 nanogram per liter (ng/L). Apalagi, bila dibandingkan negara-negara lain, seperti yang ditemukan di pantai Brasil sebesar 34,6 ng/L maupun di pantai utara Portugis yang hanya mencapai 51,2-584 ng/L.

Studi ini juga menunjukkan beberapa parameter nutrisi seperti ammonia, nitrat, dan total fosfat, yang melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia. Selain itu, terdapat juga beberapa kandungan logam di dalamnya. Penelitian ini merupakan studi pertama yang melaporkan adanya parasetamol di perairan pesisir Indonesia dan dapat diakses di laman sciencedirect.com.

Related Topics