NEWS

Menteri ESDM Bahas Energi Bersih hingga Teknologi dengan Australia

Kerja sama antarnegara kawasan Indo-Pasifik makin diperkuat.

Menteri ESDM Bahas Energi Bersih hingga Teknologi dengan AustraliaSumber energi bumi. (ShutterStock/PopTika)
13 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan  teknologi menjadi tumpuan dalam mengatasi tantangan dekarbonisasi. Untuk itu, pemerintah terus menjajaki kerja sama dengan Australia, terutama dalam rencana pengembangan teknologi energi bersih.

“Kita harus menempatkan teknologi sebagai prioritas untuk mengatasi tantangan dekarbonisasi, seperti Photovoltaic (PV) surya, produksi baterai, dan hidrogen. Untuk itu, akses ke teknologi dan pembiayaan yang terjangkau harus dijajaki secara masif,” ujar Menteri ESDM, Arifin Tasrif, saat bertemu Menteri Energi Australia Chris Bowen MP, seperti dikutip di laman resmi Kementerian ESDM, Rabu (13/7).

Menurut Arifin, Indonesia memiliki banyak sekali potensi sumber energi baru terbarukan (EBT). Namun, dalam pemanfaatannya, Indonesia memerlukan dukungan pengembangan teknologi demi efektivitas dan efisiensi yang optimal.

Apalagi, target Net Zero Emission (NZE) harus bisa tercapai pada 2060. "Indonesia berharap Australia dapat mendukung hal ini dengan mendukung konsensus yang akan disusun bersama (dalam forum G20)," katanya.

Dekarbonisasi melalui upaya transisi energi

Pertemuan delegasi Indonesia dan Australia dalam pembahasan pentingnya teknologi dalam upaya dekarbonisasi.
Pertemuan delegasi Indonesia dan Australia dalam pembahasan pentingnya teknologi dalam upaya dekarbonisasi. (dok. Kementerian ESDM)

Indonesia tengah berfokus pada upaya dekarbonisasi dan transisi energi–seperti salah satu isu utama dalam Presidensi G20. Beberapa hal yang sedang digarap pemerintah, antara lain mengganti pembangkit listrik tenaga diesel dengan pembangkit listrik tenaga gas dan energi terbarukan, melaksanakan pilot project teknologi carbon capture, konversi kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik, pemanfaatan peralatan rumah tangga listrik, dan upaya memensiunkan pembangkit batubara.

"Di sisi lain, teknologi solar PV juga penting untuk dikembangkan guna meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi kita. Industri pendukung diperlukan untuk pengembangan ini dalam rangka meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri,” ucap Arifin.

Selain itu, sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia, seperti nikel, tembaga, bauksit, mangan, timah, dan lainnya, juga tengah diarahkan untuk mendukung peta jalan transisi energi.

Peningkatan nilai tambah sumber daya mineral tersebut sudah jadi prioritas pemerintah yang terus ditingkatkan. “Misalnya nikel dan kobalt sebagai bahan baku pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dan sebagai penyimpan pembangkit listrik energi terbarukan,” tuturnya.

Kerja sama apik di kawasan Indo-Pasifik

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, bersama Menteri Energi Australia, Chris Bowen.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, bersama Menteri Energi Australia, Chris Bowen. (dok. Kementerian ESDM)

Related Topics