NEWS

BMKG Rilis Peringatan Cuaca Ekstrem Hingga Awal 2023, Ini Rinciannya

Seluruh daerah diimbau untuk selalu waspada dan siaga.

BMKG Rilis Peringatan Cuaca Ekstrem Hingga Awal 2023, Ini RinciannyaIlustrasi cuaca buruk. (Pixabay/David Mark)
28 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sebagian wilayah di Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat yang disertai angin kencang, sejak 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa situasi ini sudah diperkirakan sejak 21 Desember lalu dengan melihat sejumlah fenomena yang terdeteksi di atmosfer. “Fenomena yang menunjukkan sinyal ke ekstrem yang terjadi bersamaan dan saling menguatkan,” katanya dalam keterangan, Selasa (27/12).

BMKG mengimbau sejumlah daerah bersiaga menghadapi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi. Dalam waktu dekat, daerah yang harus bersiaga adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat.

"Untuk potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode 27 Desember 2022-2 Januari 2023 yang perlu diwaspadai terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jabat, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, dan NTB," kata Dwikorita.

Sementara untuk potensi hujan berintensitas sedang-lebat selama sepekan ke depan, diperkirakan melanda sebagian Aceh, Bengkulu, Sumbar, Lampung, Sumsel, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Maluku Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

Analisis BMKG

Warga berjalan menggunakan payung saat hujan lebat di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta, Selasa (5/4).ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

BMKG dalam keterangan resminya menganalisis dinamika atmosfer terkini dan menyatakan bahwa kondisinya di sekitar indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan. Hasil analisis tersebut, adalah sebagai berikut:

Pertama, monsun Asia menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir dengan potensi dapat disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Dampak kemunculan seruakan dingin yang disertai dengan fenomena CENS (cross equatorial northerly surge)–arus lintas ekuatorial–adalah peningkatan potensi curah hujan di wilayah Barat Indonesia.

“Akibatnya, secara tidak langsung akan terjadi peningkatan curah hujan dan kecepatan angin disekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator,” kata Dwikorita.

Kedua, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Ketiga, bibit siklon tropis 95W tumbuh di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat, tepatnya di sekitar 8.8°LU 130.9°BT, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 mb.

“Berdasarkan citra satelit Himawari-8 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem. Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita.

Keempat, aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, di wilayah Indonesia.

Rekomendasi

Analisis BMKG.
Analisis BMKG. (Tangkapan layar BMKG)

Related Topics