NEWS

Kemenperin Fokus Kembangkan Startup IKM Berbasis Teknologi

IKM berbasis teknologi bisa lebih produktif dan efisien.

Kemenperin Fokus Kembangkan Startup IKM Berbasis TeknologiIlustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom

by Bayu Pratomo Herjuno Satito

05 January 2023

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen mengembangkan berbagai startup industri kecil menengah (IKM) berbasis teknologi. Halnini diharapkan mampu mendorong efisiensi produksi. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yenita, mengatakan bahwa sebanyak 88 IKM startup tumbuh di tahun 2022, meningkat dibandingkan tahun 2021 hanya 54 IKM startup.

“Semakin banyak IKM yang mengaplikasikan teknologi dalam proses produksinya, tentu akan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, sehingga meningkatkan pendapatan dan perekonomian,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/1).

Hingga Desember 2022, Ditjen IKMA telah menyelenggarakan berbagai program, seperti Indonesia Food Innovation (IFI), Startup4Industry, Bali Creative Industry Center (BCIC) dengan program Creative Business Incubator (CBI), serta Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki.

Kesuksesan

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yenita.Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yenita. (dok. Kemenperin)

Reni mencontohkan sejumlah startup yang dinilai sukses berkembang lewat program Kemenperin. Program IFI, pelaku IKM pangan, CV Nusantara Jaya Food, diklaim berhasil berinovasi untuk menjaga kesegaran serta memperpanjang umur simpan produk singkong dan tetap memenuhi standar mutu negara tujuan ekspor.

Kemudian, startup Engineering Solution berhasil membuat mesin portioning yang terdiri dari dua unit mesin, yaitu unit screw dan unit conveyor yang dapat mempercepat proses dosing, efisiensi tenaga kerja, otomasi proses produksi, dan mengurangi biaya operasional IKM. Keberhasilan ini tak lepas dari program Startup4Industry yang memenuhi kebutuhan IKM dalam mengintegrasikan mesin, seperti memodifikasi mesin produksi manual menjadi otomatis.

“Ditjen IKMA juga konsisten membantu para pelaku IKM atau startup alas kaki dan produk kulit untuk mengembangkan usahanya dengan memfasilitasi mereka di bidang manajemen dan kompetensi teknis. Sehingga mereka juga dapat lebih mandiri dan menjadi sustainable entrepeneur,” kata Reni.

Selain itu, bagi para pelaku IKM kreatif, Ditjen IKMA memiliki BCIC dengan programnya CBI, yang menjadi inkubator bagi IKM kreatif bidang kriya dan fesyen, untuk terus mengembangkan bisnisnya (scaling up). Menurut Reni, Setelah pelaksanaan coaching terhadap wirausaha pada tahun 2021, terdapat peningkatan omset IKM 2-3 kali lipat.

Tambah wirausaha baru

Sejumlah pekerja menata kain sarung di industri kain sarung Asaputex, Tegal, Jawa Tengah, Senin (27/12/2021). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.Sejumlah pekerja menata kain sarung di industri kain sarung Asaputex, Tegal, Jawa Tengah, Senin (27/12/2021). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.