NEWS

KNTI: Nelayan Beli BBM Lebih Mahal dari Harga Resmi

Nelayan tak punya pilihan dalam hadapi kenaikan harga BBM.

KNTI: Nelayan Beli BBM Lebih Mahal dari Harga ResmiPuluhan perahu nelayan bersandar di sungai kawasan Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (6/9). (ANTARAFOTO/Umarul Faruq)
12 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai memberatkan nelayan saat akan melaut. Ketua Pelaksana Harian Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Dani Setiawan, mengatakan bahwa nelayan kecil akan membeli BBM dengan harga yang lebih tinggi dari harga resmi yang ditetapkan pemerintah.

Saat ini nelayan membeli solar secara eceran dengan harga 8.000-9.000 rupiah per liternya. Sementara, harga yang ditetapkan pemerintah untuk solar adalah Rp6.800 per liter. Dani mengatakan, dengan kebijakan baru itu, nelayan tidak memiliki pilihan.

“Hal ini terjadi karena sedikitnya infrastruktur distribusi BBM subsidi untuk nelayan (SPBUN). Jadi meskipun kuota ditambah, kalau SPBUN masih sedikit, akan percuma,” katanya kepada Fortune Indonesia, Senin (12/9).

Sementara itu, nelayan memang harus tetap melaut untuk melanjutkan hidup, meski situasi saat ini memang sulit. ”Karakteristik usaha nelayan kecil yang mengandalkan operasi penangkapan ikan harian, menyebabkan mereka hanya bisa mendapatkan penghasilan jika mereka pergi ke laut mencari ikan,” tuturnya.

Harga ikan justru turun

Pedagang menjual ikan segar di Pasar Manonda di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (28/4).
Pedagang menjual ikan segar di Pasar Manonda di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (28/4). (ANTARAFOTO/Mohamad Hamzah)

Dani mengungkapkan kendala lainnya, salah satunya adalah harga komoditas perikanan yang memang sedang menurun, bahkan sebelum harga BBM dinaikkan. Jadi, akumulasi kenaikan harga BBM dan turunnya harga ikan membuat situasi nelayan tradisional jadi semakin tak menentu.

Mengutip situs Mongabay, Sabtu (10/9), BBM adalah merupakan kebutuhan utama bagi para nelayan. Namun, mereka tidak bisa menaikkan harga jual ikan, karena permintaannya memang sedang kurang baik.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kepulauan Riau, Eko Fitriandi, mengatakan bahwa kenaikan harga BBM dikhawatirkan menurunkan daya beli masyarakat dalam mengonsumsi ikan, karena harga kebutuhan masyarakat yang ikut naik. “Akhirnya masyarakat kita memilih makanan pengganti ikan seperti tempe dan tahu yang lebih murah,” ujarnya.

Stok BBM yang aman dan tepat sasaran

Nelayan membongkar muat ikan saat tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (6/7/2021)
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww

Related Topics