Pemerintah Siapkan CNG, Pengganti Pertalite yang Setara RON 98
CNG produk gas bumi yang hemat murah.
Jakarta, FORTUNE – PT PGN Tbk, selaku subholding Gas Pertamina menyebut potensi gas bumi di Indonesia masih mencukupi sebagai sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Salah satunya melalui produk CNG (Compressed Natural Gas) yang akan digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.
Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto, mengatakan program ini akan mengoptimalkan pemanfaatan SPBG milik Pertamina yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN. “Ada 35 SPBG untuk direaktivasi secara bertahap. Saat ini sudah 3 unit di Semarang yang telah direvitalisasi,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Pertamina (20/12).
CNG ditargetkan dapat mengkonversi bahan bakar untuk sepeda motor sebanyak 100 ribu unit. Tabung CNG berukuran 14 x 53 cm dan cukup ringkas untuk ditempatkan di samping kemudi tanpa mengganggu pengendara. “Komposisi utama CNG untuk sepeda motor adalah metana yang bersih dan beroktan tinggi mampu memberikan manfaat performa mesin yang baik dan gas buang yang ramah lingkungan,” katanya.
Sedangkan penambahan konversi CNG pada kendaraan roda empat, diperkirakan akan mencakup 1.000 truk/ bus dan 18.000 kendaraan kecil. Hal ini dimungkinkan, lantaran BBG telah digunakan di beberapa jenis kendaraan seperti taksi, bajaj, dan bus Trans Semarang. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan CNG?
Apa itu CNG?
Menukil dari Bumn.go.id, gas alam yang diproses menjadi CNG merupakan sumber energi yang hemat dan ramah lingkungan. CNG adalah bahan bakar gas yang dibuat dengan melalui kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
“Program nasional CNG untuk kendaraan darat dan kapal nelayan ingin kami tingkatkan agar masyarakat punya energi alternatif dengan harga yang lebih murah dan ramah lingkungan. Secara berkelanjutan, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Haryo.
Menurutnya kenaikan harga minyak dunia dan BBM dalam negeri menjadi momentum yang tepat untuk optimalisasi gas bumi. Di samping untuk peningkatan kinerja bisnis SPBG, akselerasi gas bumi sebagai BBG oleh PGN akan memberi dampak penghematan bagi masyarakat, subsidi energi dan devisa negara.
Setara pertamax turbo
Kementerian ESDM berpendapat bahwa CNG mirip dengan LGV (Liquid Gas for Vehicle) yang sudah lebih dulu digunakan. Hanya saja, CNG punya tekanan yang jauh lebih tinggi dari LGV. Kualitas pembakaran LGV setara dengan RON 98 dan ramah lingkungan namun mempunyai tekanannya berkisar antara 8-12 bar sedangkan CNG mempunyai tekanan mencapai 200 bar.
Dengan kualitas oktan yang mencapai 98 atau setara dengan Pertamax Turbo, tentunya akan meningkatan peforma dari kendaraan serta dengan emisi gas buang yang lebih rendah dari Pertalite. Di Indonesia, penggunaan CNG telah diaplikasikan untuk antara lain di bus Transjakarta.
Murah dan hemat
Haryo menyampaikan bahwa penggunaan CNG sebagai pegganti bensin disebut lebih hemat 55 persen dibanding dengan Pertalite. Dalam penggunaan BBM Pertalite 4 liter per hari dengan konversi ke CNG maka subsidi BBM setara 125 ribu kilo liter per tahun atau lebih penganti bensin lebih irit 55 persen.
Dalam pengujian yang telah dilakukan oleh Pertamina, untuk satu kali pengisian full tank CNG mempunyai jarak tempuh hingga 100 km bagi sepeda motor.
CNG bisa lebih murah karena energi yang dibutuhkan untuk mengekstrasi gas alam lebih rendah dibandingkan minyak mentah. Dengan bentuknya yang gas, tidak ada proses penyulingkan membuat biaya produksi 50 persen lebih rendah daripada bensin, solar, maupun jenis BBM lain.
Sebagai perbandingan, harga Pertalite hingga saat ini harganya Rp10.000 per liter. Sedangkan harga BBM CNG per liternya hanya Rp3.000. CNG kualitasnya setara dengan Pertamax Turbo RON 98, yang kini harganya Rp15.200 per liter.