NEWS

Pemerintah Upayakan Produksi Obat COVID-19 di Dalam Negeri

Komunikasi intensif dilakukan pada Pfizer dan Merck.

Pemerintah Upayakan Produksi Obat COVID-19 di Dalam NegeriIlustrasi Covid-19. (Pixabay/ELG21)

by Bayu Pratomo Herjuno Satito

09 November 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah Indonesia sangat agresif dalam mengupayakan produksi obat antivirus COVID-19 di dalam negeri. Pembicaraan pun intens dilakukan dengan sejumlah perusahaan farmasi yang sudah memproduksinya, seperti Pfizer dengan Paxlovid maupun Merck dengan Molnupiravir.

“Negara sebesar ini, jangan jadi negara pengimpor (obat-obatan COVID-19) saja. Kita sudah merasakan bagaimana sakitnya kita tidak bisa mendapatkan paracetamol karena India di-block, sakitnya bagaimana saat kita sudah tanda tangan untuk dapatkan Astrazeneca, ditahan oleh India,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (8/11).

Luhut mengimbau para importir mengalihkan bisnisnya ke investasi dan produksi obat-obatan secara domestik. “Jadi, health reform yang sedang dilakukan sekarang ini, untuk kebaikan kita semua,” ucapnya.

Dua strategi disiapkan untuk pemenuhan kebutuhan obat COVID-19

Pada konferensi pers yang sama, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan Indonesia telah menyiapkan dua strategi untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan COVID-19, baik dari Pfizer maupun Merck. Strategi ini mengacu pada kesiapan jangka pendek dan menengah.

“Strategi jangka pendek, kami ingin datangkan cepat. Ini impor dulu, agar sebelum Nataru (Natal dan Tahun Baru) sudah ada stoknya. Sehingga kalau sampai terjadi (lonjakan Covid-19), kita sudah siap obatnya,” kata Budi.

Strategi pertama ini akan berkesinambungan dengan strategi kedua yang direncanakan untuk jangka menengah. Pemerintah akan memilih pengimpor untuk strategi pertama. Konsekuensinya, pengimpor yang terpilih akan diminta komitmennya untuk membangun pabrik obat COVID-19 di Indonesia.

“Mereka bisa investasi langsung, bisa kerja sama dengan perusahaan BUMN atau swasta, yang penting dia bangun pabriknya di Indonesia. Dengan demikian, ketahanan obat-obatan ini di Indonesia bisa terjadi,” ujar Budi.

Obat antivirus COVID-19 yang sudah ditunggu masyarakat dunia

Inovasi dari Pfizer maupun Merck sudah ditunggu untuk menyudahi pandemi COVID-19. Bahkan, kabar tentang efektivitas obat produksi mereka berefek pada nilai saham sejumlah perusahaan penyedia vaksin.

Merck yang merilis obat Malnupiravir diberitakan sudah melakukan kontrak dengan pemerintah Amerika Serikat dengan kesepakatan senilai US$700 atau Rp10 juta untuk terapi selama lima hari. Pil Merck juga telah disetujui oleh regulator Inggris, Kamis (4/11).

Sementara, Pfizer dengan Paxlovid buatannya tengah berdiskusi aktif dengan 90 negara terkait kontrak pasokan pil antivirusnya. CEO Pfizer, Albert Bourla, mengatakan perusahaannya juga sedang menyiapkan opsi yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara berpendapatan rendah. “Tujuan kami adalah agar semua orang di dunia dapat memilikinya secepat mungkin,” ujarnya.