NEWS

WHO Tetapkan Status Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global

Pakar kesehatan sambut deklarasi WHO terkait cacar monyet.

WHO Tetapkan Status Cacar Monyet Darurat Kesehatan GlobalCacar monyet. (Pixabay/geralt)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pandemi Covid-19 belum ditetapkan menjadi endemi, muncul penyakit lain yang tak kalah mengkhawatirkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat kesehatan global dengan tingkat kewaspadaan tertinggi atas wabah cacar monyet ayang telah meluas ke lebih 70 negara. 

Melansir Reuters, Senin (25/7), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa status Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi Perhatian Internasional (PHEIC) ini dirancang untuk memicu respons masyarakat dunia agar saling terkoordinasi, baik untuk membuka pendanaan dalam kolaborasi terkait langkah vaksinasi maupun perawatan.

“Meskipun saya menyatakan (cacar monyet) darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, tapi saat ini wabah ini sebagian besar terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual,” kata Tedros. “Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun."

Tedros meminta seluruh masyarakat dunia tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intensif, terutama dalam mengurangi penyebaran cacar monyet.

Cacar monyet makin menyebar secara global

Ilustrasi virus cacar monyet.Ilustrasi virus cacar monyet. (WHO)

Menurut data terakhir yang dikeluarkan WHO, lebih dari 16.000 kasus cacar monyetterjadi di sekitar 75 negara. Bahkan, sekitar 65 negara yang terpapar bukan wilayah endemik. Sebanyak lima orang di Afrika dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit ini.

Cacar monyet menyebar melalui kontak dekat dan pertama kali ditemukan pada monyet, sebagian besar terjadi di Afrika Barat dan Tengah. Virus ini ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia, melalui kontak secara langsung maupun tak langsung. Sedangkan, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit, termasuk tatap muka, kulit ke kulit, dan droplet melalui pernapasan.

Penularan juga dapat terjadi dari bahan yang terkontaminasi seperti kain linen, tempat tidur, elektronik, serta pakaian. Adapun gejala yang ditimbulkan cenderung mirip flu dan lesi kulit–perubahan tidak normal di area kulit, biasanya berupa benjolan–yang berisi nanah.

Walau sudah menginfeksi ribuan orang di banyak negara, Tedros sejauh ini menganggap risiko cacar monyet secara global masih dalam situasi moderat. Namun demikian, menurut WHO, cacar monyet di Eropa sudah berisiko tinggi.

Sambutan baik pakar kesehatan dunia

Ilustrasi gejala cacar monyet.Ilustrasi gejala cacar monyet. (Pixabay/geralt)

Related Topics