NEWS

Amerika Serikat Masuk Daftar Negara Darurat Polio

Pukulan telak bagi negara maju.

Amerika Serikat Masuk Daftar Negara Darurat PolioIlustrasi anak mendapat vaksin polio. Shutterstock/Talukdar David
14 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Amerika Serikat yang dikenal superior dalam banyak hal, termasuk kesehatan, harus kembali masuk dalam daftar WHO berisi negara-negara dengan kasus polio aktif. Kenyataan yang diumumkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC itu menempatkan Amerika setara dengan sekitar 30 negara lain seperti Somalia, Ghana, atau Yaman. 

"Kami tidak dapat memberikan cukup penekanan bahwa polio adalah penyakit berbahaya yang belum ada obatnya," kata direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernapasan CDC, Dr. Jose R. Romero, dikutip Fortune.com (14/9).

Dia menambahkan bahwa para warga yang belum mendapat vaksin polio agar secepatnya mendatangi lokasi vaksinasi. 

Pada Juli lalu, seorang pria berusia 20-an tahun yang tinggal di New York didiagnosis mengalami polio dan menjadi lumpuh karenanya. Dia belum pernah divaksinasi. Sejak itu, virus polio ditemukan di sampel limbah rumah tangga di daerah-daerah sekitarnya. 

Sebelum kasus terbaru tersebut ditemukan, polio sempat menjadi sumber ketakutan di AS karena sanggup menewaskan atau melumpuhkan puluhan ribu anak per tahun. Namun, setelah pemerintah setempat menggalakkan program vaksinasi secara luas, AS berhasil membasmi polio pada 1979. 

Polio menyebar melalui kotoran manusia. Artinya, seseorang dapat tertular setelah menyentuh kotoran (meskipun dalam jumlah sangat kecil sehingga tak terlihat) atau benda lain yang terkontaminasi kotoran, lalu menyentuh mulutnya. Virusnya juga dapat berpindah via makanan atau minuman yang diolah di lingkungan yang jorok. 

Sekilas tentang polio

Pada 1988, lansir Time, polio masih merupakan penyakit yang bikin cemas dunia. Menurut WHO, penyakit itu  menjadi endemi di 125 negara dan menyebabkan setidaknya 350.000 kasus kelumpuhan dan kematian per tahun.  Pada tahun itu, Sidang Umum WHO memunculkan Inisiatif Pemberantasan Polio Global yang bertujuan menghapus penyakit tersebut dari bumi. Sejauh ini, baru cacar air saja yang berhasil secara resmi dibasmi, yakni pada 1980. 

Dengan merujuk kasus cacar air, upaya yang wajib diluncurkan untuk polio tidak berbeda: vaksinasi global. Strategi itu berjalan sangat baik karena kini polio hanya menjadi endemi di dua negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan, yang tahun ini hanya mencatat 18 kasus. 

Kedatangannya telah diprediksi

Wired menulis kedatangan kembali penyakit tersebut ke negara maju telah dapat diprediksi. Menurut para pakar urusan kesehatan, perlindungan terhadap penyakit tersebut terganjal oleh minimnya dana pencegahan, keengganan mendapat vaksin, kealpaan, serta karakteristik virus yang terhitung cerdik. Heidi Larson, seorang profesor dan pendiri Vaccine Confidence Project di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan, "(peristiwa) ini harus bisa menggugah orang-orang. Kami tidak pernah berhenti mengatakan bahwa sebelum (virus) ini sepenuhnya diberantas, kita semua masih terpapar risiko (tertular)."  

Kasus polio di New York, dan juga London, membuat para pakar kesehatan masyarakat menyalakan alarm darurat. Masalahnya, kasus kelumpuhan akibat polio merupakan puncak gunung es. Sebab, untuk satu orang yang lumpuh, setidaknya ada ratusan lainnya yang kemungkinan membawa virus itu tanpa gejala. Itu membuat si virus dapat memperbanyak diri dan melompat ke inang-inang lain. Butuh waktu, memang. Namun, penemuan virusnya di saluran limbah rumah tangga di New York menunjukkan polio telah beredar setidaknya dalam hitungan bulan. 

Related Topics