11 October 2021
Jakarta, FORTUNE - Amazon.com menghadapi tuduhan pelanggaran undang-undang negara bagian Colorado di Amerika Serikat. Perusahaan ini dianggap gagal membayar pekerja gudang untuk dana dan waktu yang dihabiskan dalam pemeriksaan Covid-19 sebelum masuk kerja. Tuntutan yang diajukan mencakup lebih dari 10.000 orang di lima gudang Amazon di Colorado.
Jennifer Vincenzetti, seorang karyawan yang bekerja di dua gudang Amazon di Colorado Springs, mengajukan gugatan di pengadilan federal Colorado, seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (9/10).
Vincenzetti mengklaim perusahaan tempatnya bekerja membuat para pekerja menunggu dalam antrean panjang untuk menjawab sejumlah pertanyaan dan pemeriksaan suhu.
Amazon masih bungkam
Sementara itu, Amazon yang berbasis di Seattle belum memberikan komentar terkait tuntutan tersebut. Tuntutan yang diajukan mencakup lebih dari 10.000 orang di lima gudang Amazon di Colorado.
"Amazon tampaknya baik-baik saja melakukan upaya untuk menjaga para pekerjanya tetap aman, selama para pekerja yang menanggung tagihannya," ujar David Seligman dari organisasi nirlaba Towards Justice, yang mengajukan gugatan itu.
Adapun keluhan yang mengatakan bahwa mulai Maret 2020, Amazon mengharuskan karyawan di gudang Colorado untuk datang lebih awal, mengantre di luar fasilitas, lalu menjawab pertanyaan dan memeriksa suhu mereka begitu mereka berada di area kerja. Proses tersebut umumnya memakan waktu 20 hingga 60 menit, menurut gugatan itu.
Polemik keselamatan pekerja dan laboratorium Covid-19 khusus pegawai
Untuk menangani penyebaran Covid-19, Amazon memutuskan untuk membangun lab test Covid-19 sendiri di Inggris dan Amerika Serikat pada tahun lalu. Upaya ini menjawab kritik karena dianggap lalai memperhatikan keselamatan pekerjanya. Terutama, bagi mereka yang bekerja di gudang milik Amazon.
Sebagai tindak lanjut, perusahaan milik Jeff Bezos itu mulai melakukan pengujian pada karyawannya di Inggris untuk varian virus corona. Nantinya, perusahaan akan memberikan data tersebut kepada pejabat kesehatan masyarakat, termasuk data tes karyawannya yang berada di titik-titik tempat pertama kali varian Delta menyebar dengan cepat.
Direktur Laboratorium Diagnostik Amazon di Inggris, Luke Meredith, mengatakan perusahaan terbuka untuk menawarkan layanan yang sama di Amerika Serikat dan tidak menutup kemungkinan membuat program pengujiannya tersedia untuk publik Inggris di masa depan.
"Sangat penting bagi kami untuk mengakui fakta bahwa varian dapat menularkan dengan cara yang berbeda, mereka memiliki respons yang berbeda terhadap vaksin, mereka mungkin memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan manusia," kata Meredith seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/10).
Mulai tes Covid-19 untuk 30.000 karyawan di Inggris
Pengujian Amazon saat ini tersedia untuk sekitar 30.000 karyawan garis depan di Inggris yang bekerja di gudang dan logistik. Laboratorium Inggris telah memproses lebih dari 900.000 tes sejak dibuka pada bulan September, termasuk dari situsnya di Eropa.
Meredith juga mengatakan bahwa Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris sangat ingin menerima data tambahan untuk membantu melacak penyebaran varian. Ia juga menyebutkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan apakah fasilitas pengujian tersebut tersedia untuk masyarakat umum di Inggris.
"Saya tidak berpikir kami dapat mengesampingkan apa pun pada saat ini, itu adalah keputusan yang harus dibuat, tetapi untuk saat ini kami hanya ingin fokus pada staf kami," katanya.