NEWS

Pasar Domestik Sepi, Alibaba Ekspansi ke Luar Cina

Bidik Rp1.456 triliun di ASEAN hingga perombakan manajemen.

Pasar Domestik Sepi, Alibaba Ekspansi ke Luar CinaAlibaba Group. Shutterstock/hxdbzxy
20 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Cina, FORTUNE - Raksasa e-commerce Cina, Alibaba, pada Jumat (17/12) mengumumkan bahwa e-commerce di luar negeri akan menjadi fokus utama. Langkah ini diambil untuk mencari sumber pertumbuhan yang baru setelah pasar di dalam negeri melalui tahun yang sulit. Awal bulan ini, Alibaba Group Holding Ltd juga merestrukturisasi bisnis e-commerce menjadi dua divisi yang terpisah, yaitu Cina dan internasional. 

Usai perombakan eksekutif, Jiang Fan, yang sebelumnya memimpin divisi utama perusahaan Taobao dan Tmall, ditunjuk untuk mengepalai unit perdagangan digital internasional yang baru dibentuk. Unit tersebut mencakup Lazada dan AliExpress, situs e-commerce perusahaan yang menargetkan pasar Eropa dan Amerika Selatan. 

Alibaba juga mengumumkan, wakil kepala keuangan perusahaan, Toby Xu menjadi  Chief Financial Officer (CFO) menggantikan Maggie Wu yang telah menjabat sejak bulan April lalu. Sementara itu, Maggie Wu akan menjabat sebagai direktur eksekutif pada dewan Alibaba. Diharapkan, melalui perombakan tersebut akan kembali meningkatkan kinerja perseroan.

Bidik transaksi Rp1.456 triliun di pasar ASEAN

Deputi CFO Alibaba Toby Xu, membuat pernyataan publik besar pertamanya sejak ditunjuk bulan ini sebagai CFO. “E-commerce internasional akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan utama”, katanya, dilansir dari Reuters pada Senin, (20/12). Ia menambahkan bahwa 57 persen dari pendapatan untuk Cainiao, Alibaba unit logistik, berasal dari luar negeri. 

Alibaba juga menetapkan target gross merchandise value (GMV) atau nilai total transaksi sebesar US$100 miliar atau kisaran Rp1.435 triliun (kurs Rp14.350/US$) untuk e-commerce milik mereka yang beroperasi di Asia Tenggara, Lazada.

Target tersebut telah dibagikan kepada investor pada Kamis, (16/12) dan kemudian dalam presentasi online publik, meningkatkan taruhan bagi Alibaba, yang memasuki wilayah tersebut melalui akuisisi pada tahun 2016.

Dalam presentasi tersebut, Lazada dikatakan mencatatkan US$21 miliar dalam GMV dari September 2020 hingga bulan yang sama pada tahun 2021. Selain itu, Lazada juga berharap dapat melayani 300 juta pelanggan, kira-kira dua kali lipat dari jumlah saat ini.

Sebagai perbandingan, e-commerce Shopee milik Sea Ltd yang merupakan pemimpin pasar di kawasan Asia Tenggara, menghasilkan GMV sebesar US$35,4 miliar per 2020.

Strategi menghadapi persaingan domestik

Mantan CFO Maggie Wu mengatakan, Alibaba menempatkan bisnis perdagangan domestiknya di unit perdagangan digital Cina. Layanan konsumen lokal, yang mencakup layanan pengiriman dan pemetaan, Cainiao, juga termasuk dalam kategori ini.

Ada juga program yang terkait dengan kesejahteraan sosial. Empat dari tujuh kategori investasi yang digariskan oleh Xu terkait dengan inisiatif seperti revitalisasi pedesaan dan populasi yang menua di Cina.

Sementara itu, CEO Daniel Zhang, berjanji untuk memangkas emisi dari rantai pasokan dan jaringan transportasi Alibaba hingga 50 persen pada akhir dekade ini.

Dalam presentasi di depan investor Alibaba tidak membahas Ant Group, perusahaan jasa keuangan yang 33 persen sahamnya dimiliki oleh Alibaba. Tahun lalu, Beijing melakukan intervensi pada menit terakhir untuk membatalkan daftar Ant yang direncanakan senilai US$37 miliar. Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, kemudian hilang dari sorotan publik dan otoritas Cina memulai tindakan keras regulasi selama setahun.

Sebagai informasi, pada November lalu Alibaba memangkas perkiraan pendapatan tahunan untuk tahun fiskal saat ini, dari target pertumbuhan awal 29,5 persen menjadi antara 20 persen dan 23 persen.

Perusahaan telah menghadapi persaingan ketat dari para pesaing termasuk Pinduoduo Inc, yang telah memenangkan konsumen di pedesaan Cina, dan Douyin milik ByteDance, yang tumbuh di sektor e-commerce live streaming yang sedang booming di Cina.

Related Topics