NEWS

Meski Dikecam, Cina Tetap Bangun Pembangkit Batu Bara Baru

Unit pertama pembangkit listrik 1.000 MW selesai dibangun.

Meski Dikecam, Cina Tetap Bangun Pembangkit Batu Bara BaruIlustrasi Pertambangan/Pixabay
29 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Cina, FORTUNE - Cina terus melenggang membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru, meski dikecam oleh negara-negara lain yang mencoba untuk mengurangi gas rumah kaca. Mengutip Reuters, Rabu (29/12) Cina telah menyelesaikan unit pertama berkapasitas 1.000 megawatt (MW) dari pembangkit listrik Shanghaimiao—yang merupakan proyek setrum batu bara terbesar dalam tahap pembangunan.

Operator pembangkit listrik Shanghaimiao adalah Guodian Power Shanghaimiao Corporation. Guodian Power merupakan anak perusahaan dari Cina Energy Investment Corporation yang dikelola pemerintah pusat

Pada Selasa (28/12), Guodian Power mengatakan, bahwa teknologi proyek listriknya itu paling efisien di dunia. Mereka mengklaim pembangkit listrik Shanghaimiao memiliki tingkat konsumsi batu bara dan air terendah.

Empat unit pembangkit listrik batubara

Pembangkit listrik Shanghaimiao terletak di Ordos, wilayah barat laut Mongolia Dalam yang kaya akan batu bara . Nantinya, proyek setrum tersebut akan memiliki empat unit pembangkit dan menyalurkan listrik ke Provinsi Shandong pesisir timur melalui jaringan tegangan ultra-tinggi jarak jauh.

Cina bertanggung jawab atas lebih dari setengah pembangkit listrik tenaga batu bara global. Menurut laporan International Energy Agency (IEA) yang diterbitkan bulan ini, diperkirakan pembangkit listrik batu bara Cina akan mengalami peningkatan 9 persen year on year (yoy) pada 2021.

Beijing telah berjanji untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara . Namun, mereka hanya akan melakukannya setelah tahun 2025. Keputusan tersebut memberi banyak kelonggaran kepada pengembang untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik lebih lanjut dalam empat tahun mendatang.

Sebuah laporan yang diterbitkan bulan ini oleh para peneliti State Grid Corporation di Cina menyatakan, kekhawatiran keamanan energi memicu kemungkinan Cina akan membangun sebanyak 150 gigawatt (GW) kapasitas listrik tenaga batu bara baru selama periode 2021–2025. Alhasil, total kapasitas pembangkit listrik batu bara Cina bakal menjadi 1.230 GW.

Dilema ‘membuang’ batu bara

Hampir 60 persen ekonomi Cina yang 'haus' energi didorong oleh batu bara. Namun, di lain sisi Cina berjanji untuk menjadi netral karbon pada 2060. Diberitakan The Guardian pada Jumat (8/10), pihak berwenang Cina telah memerintahkan lebih dari 70 tambang di Mongolia Dalam untuk meningkatkan produksi batu bara hampir 100 juta ton, dengan negara itu berjuang melawan krisis listrik dan kekurangan batu bara terburuk dalam beberapa tahun.

Langkah ini merupakan upaya terbaru oleh otoritas Cina untuk meningkatkan pasokan batu bara, di tengah rekor harga tinggi dan kekurangan listrik yang menyebabkan penjatahan listrik di seluruh negeri. Dampaknya terasa dan melumpuhkan output industri.

Peningkatan yang diusulkan akan mencapai hampir 3 persen dari total konsumsi batu bara termal Cina. Imbasnya 72 tambang di Mongolia, penghasil batu bara utama Cina diperintahkan untuk meningkatkan kapasitasnya lebih dari 98 juta ton dalam pemberitahuan resmi yang tidak dirilis ke publik.

Langkah tersebut menjadi pertanyaan besar, sebab di hadapan Majelis Umum PBB pada Selasa (22/09) malam waktu New York, AS, Presiden Cina Xi Jinping menyampaikan pengumuman yang menghantam industri fosil, khususnya batu bara.

Xi Jinping yang juga menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cina itu membuat komitmen baru terkait kebijakan iklim. Xi menegaskan jika Cina tidak akan lagi membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di luar negeri.

Related Topics