NEWS

Berisiko Celaka, Tesla Akan Tarik Lebih dari 50 Ribu Mobil Listrik

Risiko keselamatan jadi faktor utama.

Berisiko Celaka, Tesla Akan Tarik Lebih dari 50 Ribu Mobil ListrikToronto, Ontario / Kanada 20 September 2019: Foto model Tesla merah 3 di depan kota yang jauh. (Shutterstock/canadianPhotographer56)
03 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tesla Inc. dilaporkan akan menarik lebih dari 50 ribu mobilnya di Amerika Serikat (AS). Aksi tersebut diambil karena timbul risiko keselamatan berkendara pada puluhan ribu unit tersebut.

Mobil-mobil yang ditarik dipasangi perangkat lunak full-self-driving—atau swakemudi penuhversi beta. Nah, fitur tersebut memungkinkan kendaraan untuk mengalami rolling stop atau suatu kondisi yang membuat mobil bergerak perlahan saat berada di persimpangan tanpa perlu sepenuhnya berhenti.

Berbagai model Tesla bermasalah

The National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengatakan penarikan mobil Tesla mencakup Model S dan Model X keluaran 2016-2022, serta Model 3 buatan 2017-2022. Satu lagi, yakni Model Y buatan 2020-2022. 

NHTSA menambahkan, fitur bernama FSD Beta membuat kendaraan berjalan perlahan di persimpangan tanpa berhenti lebih dahulu, dikutip dari Reuters, Kamis (3/2).

"Tesla akan melakukan pembaruan perangkat lunak over-the-air yang menonaktifkan fungsi rolling stop," kata NHTSA. 

Hingga berita ini diturunkan, tidak ada pernyataan dari Tesla. Perusahaan besutan Elon Musk tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pekan lalu, Tesla mengatakan jumlah kendaraan FSD Beta di Amerika Serikat meningkat dari beberapa ribu pada akhir September 2021 menjadi hampir 60.000. Tesla telah menguji versi yang lebih baik dari perangkat lunak mengemudi otomatisnya di jalan umum.

Namun, Tesla dan regulator mengatakan fitur tersebut tidak membuat mobil menjadi otonom. Pada 27 Januari 2022, Tesla mengatakan tidak mengetahui adanya klaim garansi, kecelakaan, cedera atau kematian terkait dengan penarikan tersebut.

Kepada badan keamanan, Tesla mengatakan telah merilis versi terbaru FSD Beta untuk memperkenalkan fungsi rolling stop pada 20 Oktober 2021. Untuk menggunakan fitur tersebut, kendaraan harus melaju di bawah 5,6 mil (9 km) per jam dan tidak ada mobil, pejalan kaki atau pengendara sepeda yang terdeteksi di dekat persimpangan.

Meskipun demikian, fitur baru pada mobil Tesla tampaknya melanggar undang-undang (UU) negara bagian yang mengharuskan kendaraan untuk berhenti total dan mengharuskan pengemudi untuk memilih mode Asertif. Fitur itu menarik perhatian di media sosial dan mendorong NHTSA untuk mengajukan pertanyaan kepada Tesla.

Menurut laporan cacat yang diajukan, Tesla mengatakan telah bertemu dengan staf NHTSA pada 10 Januari dan 19 Januari tahun ini. Pertemuan itu untuk membahas fungsionalitas yang termasuk parameter operasional. Pada 20 Januari 2022, Tesla menyetujui penarikan.

Sejumlah penyelidikan lain

Namun, penarikan bukan sekali ini terjadi. Pada November tahun lalu, Tesla telah menarik hampir 12.000 mobil AS yang terjual sejak 2017 untuk pembaruan perangkat lunak lain. Pasalnya, kesalahan komunikasi dapat menyebabkan peringatan tabrakan yang salah atau aktivasi rem darurat yang tidak terduga.

Pada Agustus 2021, NHTSA membuka penyelidikan keamanan formal ke dalam sistem bantuan pengemudi Autopilot Tesla di 765.000 mobil yang ada di AS. Penyelidikan dilakukan setelah sekitar selusin kecelakaan yang melibatkan model Tesla dan kendaraan darurat.

NHTSA mengatakan telah mencari informasi tambahan dari Tesla dalam penyelidikannya terhadap 580.000 kendaraan. Penyelidikan itu terkait dengan keputusan Tesla yang mengizinkan penumpangnya memainkan gim di layar sentuh bagian tengah depan.

Pada Desember 2021, NHTSA membuka evaluasi awal terhadap kendaraan Tesla Model 3, S, X dan Y keluaran 2017-2022 atas fitur Passenger Play. Menurut NHTSA, fitur itu dapat mengalihkan perhatian pengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Related Topics