NEWS

Bos Bulog Tuding Perusahaan Swasta Rusak Harga Beras di Pasaran

Bulog berebut stok beras dengan pihak swasta di lapangan.

Bos Bulog Tuding Perusahaan Swasta Rusak Harga Beras di PasaranDirektur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Kantor Pusat Perum Bulog, Selasa (10/5).
by
03 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menuding perusahaan swasta menjadi penyebab masalah harga beras di lapangan, karena menentukan harga sesuai kehendaknya. Budi menuturkan pihaknya sulit bersaing dengan swasta karena terikat dengan harga yang dipatok pemerintah.

"Mereka (swasta) merusak harga di lapangan. Petaninya tidak mendapat harga yang sesuai. Saya tahu persis," ujar Budi saat ditemui Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Senin (3/10).

Buwas mengatakan Bulog juga harus berebut alat angkut beras dengan pihak swasta. Dalam hal ini pemerintah disebutnya kurang mampu bersaing untuk menyesuaikan harga.

Dia menjelaskan, dalam membeli cadangan beras Bulog, mereka harus menyesuaikan dengan aturan pemerintah. Ada batasan harga terkait pembelian dan harga pelepasan beras.

Di sisi lain, swasta bisa bergerak bebas tanpa dibatasi. Buwas menganggap hal ini akan membuat kekuatan swasta menjadi besar.

Oleh karena itu, dia meminta satgas pangan segera mengambil tindakan. "Tolong dibatasi swasta-swasta itu yang bermain dengan beras karena memperbesar kekuatan mereka. Dan ini sangat merugikan petani dan ketahanan mereka," ujarnya.
 

Bulog harus tingkatkan CBP

Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Divre Banten, di Serang, Jumat (22/7). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (NFA) meminta agar Perum Bulog segera menambah pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk melakukan operasi pasar beras. Adapun, pasokan CBP yang tersedia di gudang hanya sekitar 800 ribu ton atau di bawah dari batas aman yang ditentukan pemerintah. 

"Kita enggak diam. Kita akan top up hingga 1,2 juta ton. Berapa peluang diminta kita akan penuhi,” ujar kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pada kesempatan yang sama.

Arief mengatakan pemerintah telah memberikan fleksibilitas harga acuan pembelian gabah dan beras petani lebih tinggi. Hal itu agar Bulog dapat menyerap lebih banyak produksi petani untuk dijadikan CBP dan mampu bersaing dengan swasta.

Harga acuan gabah kering panen (GKP) di petani oleh Bulog diatur sebesar Rp4.450 per kilogram dari harga normal Rp4.200 per kilogram. Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan menjadi Rp5.550 per kilogram dari Rp5.250 per kilogram.

Pemerintah telah menaikkan harga acuan gabah kering panen (GKP) di gudang Bulog menjadi Rp5.650 per kilogram dari Rp5.300 per kilogram dan beras di gudang Bulog Rp8.800 per kilogram dari sebelumnya Rp8.300 per kilogram. Fleksibilitas harga itu berlaku hingga 30 November 2022.

Demi menekan harga di pasaran, Badan Pangan juga meminta kepada Bulog untuk terus melakukan operasi pasar beras medium. Selama September, Bulog telah menggelontorkan beras hingga 200 ribu ton dari biasanya hanya 30 ribu-40 ribu ton.

Stok beras aman

Lebih lanjut Arief menyampaikan fakta bahwa ketersediaan beras di masyarakat ada dan tidak langka. Namun, kembali lagi, adanya kenaikan harga BBM hingga pupuk menjadi faktor penyebab naiknya komoditas yang mendorong inflasi tersebut.  

“Stok ini ketersediaan ada, bukan enggak ada, tapi ketersediaan ini ada di masyarakat, penggiling padi, warung-warung. Tapi Bulog harus punya stok. Hari ini kita enggak ada yang kurang beras, tetapi harganya tinggi, karena ada faktor-faktor, ada variable cost,” tuturnya.

Related Topics