NEWS

Bulog Jamin Pasokan dan Harga Beras Stabil Hingga Awal 2022

Stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 1 juta ton.

Bulog Jamin Pasokan dan Harga Beras Stabil Hingga Awal 2022ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww
by
17 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan kestabilan harga pangan, terutama beras, dapat terjaga selama pandemi COVID-19. Ketersediaan beras di gudang Bulog hingga akhir 2021 mencapai 1 juta ton, yang terdiri dari 987.157 ton cadangan beras pemerintah (CBP) dan 5.614 ton beras komersial.

“Kami menjamin jumlah stok tersebut dalam stabilisasi harga hingga awal tahun 2022,” katanya saat rapat dengar pendapat (RDP) secara virtual dengan Komisi IV DPR, Senin (17/1).

Selain itu, ia mengatakan realisasi pengadaan gabah dan beras petani hingga akhir 2021 mencapai 1,21 juta ton, sesuai dengan jumlah CBP yang ditentukan setiap tahunnya. 

Menurutnya, penyerapan tertinggi terjadi pada Mei hingga Juni 2021 yang berkisar 50 persen sampai 65 persen terhadap total serapan per tahun.

Waspada kenaikan harga beras

Kendati begitu, Budi mengatakan Bulog mewaspadai kenaikan harga beras pada awal tahun menyusul rendahnya panen November-Desember serta proyeksi bencana hidrometeorologi pada awal 2022. "Diestimasikan harga beras akan terus meningkat pada Desember sampai Februari 2022," katanya.

Penurunan stok di penggilingan juga menjadi variabel kenaikan harga. Beberapa mitra penggilingan mulai mengumpulkan kembali stok berasnya dengan rencana pengisian pasokan pada Januari hingga Februari 2022, sambil menunggu panen raya.

"Berakhirnya tahun anggaran 2021 sehingga banyak program pemerintah yang diakumulasikan pada Desember 2021 menyebabkan tingginya peredaran uang di masyarakat dan tingginya permintaan beras," kata Budi.

Potensi serapan Bulog 4,1 juta ton

Sebagai operator stabilitas pangan dalam negeri, Bulog juga bertujuan menyerap hasil produksi petani secara optimal. Untuk triwulan I-2022, kata Budi, produksi beras petani akan memuncak pada Februari hingga Maret.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah panen petani pada periode tersebut akan mencapai 11,6 juta ton. Dengan memperhatikan 2,49 juta ton kebutuhan beras dalam negeri, Bulog berpotensi menyerap surplus produksi beras 4,1 juta ton.

Jjumlah tersebut, menurutnya, ideal untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, dan menjaga stok 1 juta hingga 1,5 juta ton beras dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.

 

Related Topics