NEWS

Demi Jaga Inflasi, ID FOOD Akan Pasok Komoditas ke Pedagang di Pasar

Volatile food jadi penyumbang terbesar terhadap inflasi.

Demi Jaga Inflasi, ID FOOD Akan Pasok Komoditas ke Pedagang di PasarANTARA FOTO/Reno Esnir/nym.
by
13 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - BUMN Holding Pangan ID FOOD berupaya mendukung pemerintah menjaga inflasi pangan melalui perluasan jaringan distribusi dengan memasok komoditas para pedagang pasar tradisional dan memastikan ketersediaannya.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, mengatakan sektor pangan—khususnya volatile food—mempunyai bobot terbesar terhadap inflasi nasional. Bila dilihat per wilayah, di Jakarta bobotnya mencapai 27 persen, sedangkan di Banten 8 persen.

“BUMN Pangan ID FOOD berupaya untuk berkontribusi jaga inflasi pangan, khususnya di Jakarta dan Banten dengan kebutuhan tingkat konsumsi cukup tinggi melalui ketersediaan pasokan pangan, kelancaran distribusi logistik pangan,” kata Frans dalam keterangannya, Rabu (13/7).

Kunci dari pemerataan pangan, kata Frans, adalah memastikan ketersedian stok untuk kebutuhan masyarakat. Pihaknya pun membangun kemitraan strategis dan memperluas jejaring melalui pedagang pasar-pasar tradisional.

“Salah satu langkah memperluas jejaring pasar-pasar tradisional adalah dengan menggandeng asosiasi atau organisasi pedagang pasar dan UMKM seperti APPSINDO,” ujarnya.

Kebutuhan pokok akan disuplai

Telur ayam ras.
Telur ayam ras. (Pixabay/EmAji)

Ia melanjutkan melalui jejaring pedagang pasar APPSINDO, ID FOOD akan menyuplai kebutuhan pangan pokok ke pedagang pasar untuk menjamin ketersediaan stok pangan di pasar. Beberapa kebutuhan pangan pokok itu di antaranya beras, gula, minyak goreng, garam, daging, dan ikan yang dikelola ID FOOD.

“BUMN Pangan kolaborasi dengan pedagang pasar dorong pertumbuhan ekonomi sehingga pasokan pangan untuk masyarakat terpenuhi,” katanya.

Ketua APPSINDO, Hasan Basri, mengatakan kondisi Covid-19 berdampak pada pedagang pasar dan UMKM. Oleh karenanya, diharapkan dukungan dan kerja sama pemerintah dalam memenuhi ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga.

“Para pedagang berharap kolaborasi dengan pemerintah mengenai ketersediaan pangan, seperti daging, gula dapat disinergikan dengan UMKM. Misal kami butuh pemasok gula untuk 700 pedagang kue dan pengrajin rumah tangga, BUMN Pangan dapat memasok komoditas pangan tersebut,” ujar Hasan.

Faktor naiknya inflasi

Bank Indonesia menilai peningkatan inflasi volatile food terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global, dan kendala sisi penawaran yang disebabkan oleh cuaca buruk. Lalu, inflasi tekanan pada harga yang diatur (AP) tetap tinggi, dipengaruhi oleh harga tiket pesawat dan energi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni sebesar 0,61 persen secara bulanan (mom), dan secara tahunan tercatat 4,35 persen  (yoy). Inflasi Juni ini naik dibanding inflasi pada Mei 2022 yang sebesar 0,40 persen mom dan secara tahunan 3,35 persen yoy.

Sementara itu, inflasi inti mencapai 2,63 persen dan harga yang diatur pemerintah 5,33 persen serta yang bergejolak 10,3 persen.

Related Topics